Kinerja Wall Street Tertekan, Fokus Investor Tertuju pada Kebijakan Trump dan Perkembangan Negosiasi Perdagangan
markdown Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat. Perhatian utama para investor dan pelaku pasar saat ini tertuju pada perkembangan terkini seputar kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump dan hasil negosiasi perdagangan internasional.
Indeks S&P 500 mencatatkan penurunan sebesar 0,64 persen dan ditutup pada level 5.650,38. Sebelumnya, indeks ini sempat mencatatkan kenaikan selama sembilan hari berturut-turut, sebuah rekor terpanjang sejak tahun 2004.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga mengalami penurunan sebesar 98,60 poin atau sekitar 0,24 persen, berakhir pada posisi 41.218,83. Pada titik terendahnya, DJIA sempat anjlok hingga 253,99 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun sekitar satu persen sebelum akhirnya mengurangi kerugian.
Sentimen pasar sempat membaik setelah muncul kabar bahwa India mengusulkan penghapusan tarif secara timbal balik untuk produk baja, komponen otomotif, dan farmasi hingga batas jumlah impor tertentu. Namun, ketidakpastian mengenai jadwal kesepakatan tarif antara AS dan negara-negara lain masih membayangi.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa AS sudah mendekati kesepakatan dengan beberapa negara. Sebelumnya, Presiden Trump juga mengindikasikan bahwa pihaknya tengah bernegosiasi dengan banyak negara. Akan tetapi, Trump juga menegaskan bahwa ia tidak berencana untuk berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping, yang meredupkan harapan akan adanya kemajuan dalam meredakan ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Selain itu, Trump juga baru-baru ini memberikan wewenang kepada badan pemerintahan terkait untuk memberlakukan tarif hingga 100 persen pada film-film yang diproduksi di luar negeri.
Fokus pasar juga tertuju pada pertemuan kebijakan dua hari bank sentral AS (Federal Reserve) yang dimulai pada hari Selasa, dengan keputusan suku bunga yang diperkirakan akan diumumkan pada hari Rabu. Perdagangan berjangka dana The Fed menunjukkan peluang penurunan suku bunga hanya sebesar 4,4 persen.
Namun, para pelaku pasar akan mencermati secara seksama komentar dari bank sentral atau Ketua Fed Jerome Powell mengenai prospek ekonomi di tengah meningkatnya ketidakpastian yang berasal dari perang dagang.
Secara keseluruhan, pasar saham AS menunjukkan reaksi yang hati-hati terhadap berbagai faktor, termasuk kebijakan perdagangan AS, negosiasi dengan negara-negara mitra dagang, dan potensi perubahan suku bunga oleh Federal Reserve. Investor akan terus memantau perkembangan-perkembangan ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.