Mantan Calon Akpol, Dokter Muda Ini Pilih Mengabdi di Papua Lewat Jalur SIPSS
Mantan Calon Akpol, Dokter Muda Ini Pilih Mengabdi di Papua Lewat Jalur SIPSS
Herlambang Andreka Junior Dwi Putra, seorang dokter muda lulusan Universitas Muslim Indonesia Makassar dengan IPK 3.87, telah memilih jalur yang tidak biasa untuk mengabdi kepada tanah kelahirannya, Papua. Setelah gagal dalam seleksi masuk Akademi Kepolisian (Akpol), Andreka justru memilih melanjutkan pendidikan kedokteran. Namun, impiannya untuk mengabdi sebagai anggota Polri tak pernah padam. Kini, ia berhasil diterima sebagai siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang I Tahun 2025, membuka jalan bagi pengabdiannya sebagai dokter sekaligus polisi di wilayah yang membutuhkannya. Perjalanan Andreka menuju SIPSS merupakan cerminan dari tekad dan komitmennya yang kuat untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Papua.
Pengalamannya mengikuti kegiatan bakti sosial di Sentani, Papua pada tahun 2022, menjadi titik balik yang memperkuat tekadnya. Andreka menyaksikan langsung keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah tersebut, yang masih jauh dari kata ideal. Ketersediaan obat-obatan yang terbatas, kekurangan puskesmas, dan minimnya tenaga medis menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi masyarakat Papua dalam mengakses layanan kesehatan. Bahkan, di Sentani yang relatif dekat dengan Jayapura, ibu kota provinsi, pelayanan kesehatan belum maksimal. Andreka juga turut prihatin terhadap kasus kematian yang disebabkan lambannya akses terhadap pertolongan medis, serta permasalahan gizi buruk pada bayi. Kondisi tersebut mendorongnya untuk mencari cara yang lebih efektif untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat Papua.
Keinginan untuk menggabungkan profesi dokter dan polisi muncul sebagai solusi yang dinilai paling tepat. Dengan bekal pendidikan kedokteran dan pelatihan kepolisian kelak, Andreka percaya dirinya mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di pelosok Papua, memberikan pelayanan kesehatan secara langsung dan efektif. Ia yakin, keberadaan seorang petugas kepolisian yang juga berlatar belakang dokter dapat mempermudah akses dan interaksi dengan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan dapat tersampaikan dengan lebih baik. Keputusan Andreka untuk menempuh pendidikan kedokteran di Sulawesi, jauh dari tanah kelahirannya, dan kemudian mengikuti seleksi SIPSS, semuanya merupakan bagian dari rencananya yang terukur untuk mewujudkan cita-citanya mengabdi di Papua.
"Saya melihat langsung kondisi fasilitas layanan kesehatan di Papua, memang masih banyak yang susah mendapatkan fasilitas kesehatan, seperti obat-obatan, ketersediaan puskesmas sampai tenaga medisnya," ujar Andreka, menggambarkan kondisi yang mendorongnya untuk bertindak. Ia menambahkan, "Kalau jadi polisi sekaligus dokter, saya bisa menjangkau lebih luas, berinteraksi dengan masyarakat lebih mudah." Komitmennya untuk mengabdi di Papua begitu kuat, sebagaimana yang ia sampaikan, "Saya siap mengabdi untuk Papua dan tentunya melayani masyarakat dengan ilmu kedokteran saya dan sebagai anggota Polri." Kisah Andreka menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani mengambil langkah yang tidak konvensional demi mencapai tujuan mulia, yakni mengabdi kepada masyarakat dan negeri.
Berikut poin-poin penting dari perjalanan Andreka:
- Gagal di Akpol, namun tetap bertekad mengabdi sebagai anggota Polri.
- Melanjutkan pendidikan kedokteran di Universitas Muslim Indonesia, Makassar dengan IPK 3.87.
- Termotivasi oleh pengalaman bakti sosial di Sentani, Papua yang menunjukkan keterbatasan fasilitas kesehatan.
- Melihat potensi penggabungan profesi dokter dan polisi untuk memberikan dampak yang lebih luas di Papua.
- Diterima sebagai siswa SIPSS Gelombang I Tahun 2025, membuka jalan untuk mewujudkan impiannya.
- Komitmen yang kuat untuk mengabdi dan melayani masyarakat Papua dengan ilmu kedokteran dan sebagai anggota Polri.