Pemerintah Siapkan Gudang Darurat Nasional untuk Stabilkan Stok Beras Atas Arahan Presiden Prabowo

Pemerintah Indonesia tengah mengambil langkah antisipatif untuk mengelola potensi surplus stok beras nasional melalui pembangunan gudang darurat. Inisiatif ini merupakan respons langsung terhadap instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya ketersediaan infrastruktur penyimpanan yang memadai.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa lokasi gudang darurat akan diprioritaskan di daerah-daerah yang saat ini mengalami keterbatasan kapasitas penyimpanan, meskipun telah dilakukan upaya penyewaan gudang tambahan. Beberapa wilayah yang diidentifikasi berpotensi membutuhkan gudang darurat antara lain Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Sesuai arahan Bapak Presiden, pembangunan gudang akan difokuskan di wilayah-wilayah yang benar-benar membutuhkan, di mana gudang yang ada sudah penuh dan penyewaan gudang pun belum mencukupi. Contohnya, Aceh dan NTB," ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5/2025).

Saat ini, Perum Bulog telah menyewa gudang dengan total kapasitas 1,1 juta ton untuk menampung hasil panen dari petani. Selain itu, Bulog juga telah menyerap sekitar 1,8 juta ton beras dari petani. Data hingga 4 Mei 2025 menunjukkan bahwa stok beras yang dikelola oleh Bulog mencapai 3,5 juta ton.

Ketika ditanya mengenai pemanfaatan stok beras yang ada, apakah akan didistribusikan melalui program bantuan sosial atau diekspor, Amran menegaskan bahwa keputusan tersebut akan diambil sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.

"Kami akan mengikuti arahan Bapak Presiden. Apakah stok ini akan diekspor atau didistribusikan sebagai bantuan sosial, kami akan patuh. Yang jelas, untuk mengeluarkan stok yang ada, opsi yang tersedia adalah bantuan sosial dan ekspor. Kita tunggu perintah," jelas Amran.

Mengenai anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan gudang darurat, Amran belum bersedia memberikan rincian lebih lanjut. Ia hanya memastikan bahwa pendanaan akan berasal dari pemerintah dan jumlahnya akan disesuaikan dengan kebutuhan.

Sebelumnya, Amran menyampaikan bahwa sebagai solusi jangka pendek untuk mengakomodasi peningkatan hasil panen, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembangunan 25 ribu gudang improvisasi yang tahan lama di berbagai daerah. Gudang-gudang ini dirancang untuk bertahan selama 5 hingga 10 tahun, sambil menunggu pembangunan gudang permanen di setiap desa.

"Kita tidak pernah membayangkan sebelumnya gudang-gudang Bulog penuh seperti hari ini, hingga harus mencari tambahan gudang baru. Bahkan Bapak Presiden memerintahkan segera membuat gudang darurat agar Bulog mampu terus menyerap beras petani," kata Amran dalam keterangannya, Minggu (4/5/2025).

Berikut adalah poin-poin penting terkait inisiatif pembangunan gudang darurat:

  • Instruksi Presiden: Pembangunan gudang darurat merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto.
  • Lokasi Prioritas: Aceh dan NTB menjadi prioritas lokasi pembangunan gudang darurat.
  • Kapasitas Bulog: Bulog telah menyewa gudang berkapasitas 1,1 juta ton dan menyerap 1,8 juta ton beras dari petani, sehingga total stok mencapai 3,5 juta ton.
  • Pemanfaatan Stok: Keputusan mengenai pemanfaatan stok beras akan mengikuti arahan Presiden, antara lain untuk bantuan sosial atau ekspor.
  • Anggaran Pemerintah: Pendanaan pembangunan gudang darurat berasal dari pemerintah.
  • Solusi Jangka Pendek: Pembangunan 25 ribu gudang improvisasi sebagai solusi sementara sambil menunggu gudang permanen.