Penjelasan Medis Rumah Sakit Terkait Penanganan Anggota DPR RI, Alamudin Dimyati Rois, Pasca Kecelakaan Tol

Penjelasan Medis Terkait Penanganan Alamudin Dimyati Rois Pasca Kecelakaan Tol

Pekalongan, Jawa Tengah – Rumah Sakit Budi Rahayu Pekalongan memberikan keterangan resmi mengenai penanganan medis yang diberikan kepada anggota DPR RI, Alamudin Dimyati Rois, yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Alam, setelah mengalami kecelakaan di ruas Tol Pemalang-Batang. Gus Alam menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit tersebut setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari.

Dr. FX Indra Setiadi, Direktur RS Budi Rahayu, menjelaskan bahwa Gus Alam tiba di rumah sakit pada Jumat, 2 Mei 2025, pukul 03:16 WIB, dan langsung mendapatkan penanganan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sayangnya, upaya tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawa Gus Alam, dan beliau dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 6 Mei 2025, sekitar pukul 05:45 WIB.

Dr. Biar Ginting, seorang spesialis bedah saraf yang turut menangani Gus Alam, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil diagnosis dan CT scan, pasien mengalami cedera kepala berat yang disertai pendarahan struktural hematoma di sisi kepala sebelah kanan. Mengingat kondisi tersebut, tim medis memutuskan untuk segera melakukan tindakan operasi.

"Berdasarkan data awal dari IGD dan hasil CT scan, saya memerintahkan untuk segera mempersiapkan operasi," ujar dr. Biar Ginting.

Setelah persiapan ruang operasi selesai, pihak rumah sakit meminta persetujuan dari keluarga pasien untuk melakukan tindakan operasi sekitar pukul 08:00 WIB. Operasi berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam dan berjalan lancar. Setelah operasi, Gus Alam dipindahkan ke ruang ICU dan mendapatkan bantuan ventilator untuk menunjang pernafasannya.

Namun, perkembangan kondisi Gus Alam pasca-operasi tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Tingkat kesadarannya tetap rendah, bahkan cenderung menurun.

"Tingkat kesadaran pasien setelah operasi tidak mengalami perkembangan, tetap di level angka 5, dan di hari berikutnya menurun menjadi level angka 3, yang dalam istilah medis merupakan angka kesadaran paling rendah," jelas dr. Biar Ginting.

Upaya maksimal telah dilakukan oleh tim medis RS Budi Rahayu untuk menyelamatkan nyawa Gus Alam. Namun, takdir berkata lain. Kepergian Gus Alam meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kolega, dan masyarakat luas.