Indonesia Genjot Industri Kendaraan Listrik: 79 Pabrik Beroperasi dengan Investasi Rp 5,6 Triliun

Indonesia terus memacu pengembangan industri kendaraan listrik (EV) di dalam negeri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan bahwa saat ini telah beroperasi 79 pabrik kendaraan listrik di berbagai wilayah Indonesia. Kehadiran puluhan pabrik ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan ramah lingkungan yang kuat dan berkelanjutan.

Menurut data Kementerian Perindustrian, dari 79 pabrik kendaraan listrik tersebut, sebanyak 63 pabrik fokus pada produksi sepeda motor listrik, 9 pabrik memproduksi mobil listrik, dan 7 pabrik lainnya memproduksi bus listrik. Total investasi yang telah digelontorkan untuk pembangunan pabrik-pabrik ini mencapai Rp 5,6 triliun.

"Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri, khususnya kendaraan listrik, agar dapat bersaing di pasar internasional. Peningkatan kualitas produk dan penerapan strategi yang tepat menjadi kunci untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global," ujar Agus Gumiwang.

Kapasitas Produksi dan Pertumbuhan Populasi Kendaraan Listrik

Agus Gumiwang juga merinci kapasitas produksi dari masing-masing jenis pabrik kendaraan listrik. Tujuh pabrik bus listrik memiliki kapasitas produksi total sebesar 3.100 unit per tahun. Sementara itu, sembilan pabrik mobil listrik mampu memproduksi hingga 70.060 unit kendaraan per tahun. Kontribusi terbesar berasal dari 63 pabrik motor listrik yang memiliki kapasitas produksi mencapai 2,28 juta unit per tahun.

Selain peningkatan kapasitas produksi, populasi kendaraan listrik di Indonesia juga mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga akhir tahun 2024, tercatat sebanyak 207 ribu unit kendaraan listrik telah beroperasi di jalanan Indonesia. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 78 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dampak Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor Konvensional

Di sisi lain, Menteri Perindustrian juga menyoroti penurunan penjualan kendaraan bermotor konvensional pada tahun 2024 yang berdampak pada perekonomian nasional. Penurunan sebesar 3,1 persen dalam penjualan kendaraan bermotor menyebabkan hilangnya nilai ekonomi sebesar Rp 10 triliun.

Dari total kerugian ekonomi tersebut, sebesar Rp 5,4 triliun berasal dari sektor hulu industri otomotif, seperti karet, logam, dan komponen elektronik. Sementara sisanya, sebesar Rp 4,6 triliun, berasal dari sektor hilir, termasuk logistik, perdagangan, dan jasa servis.

Berikut rincian pabrik kendaraan listrik di Indonesia:

  • Pabrik Motor Listrik: 63 pabrik, kapasitas 2,28 juta unit per tahun
  • Pabrik Mobil Listrik: 9 pabrik, kapasitas 70.060 unit per tahun
  • Pabrik Bus Listrik: 7 pabrik, kapasitas 3.100 unit per tahun