Carragher Sesalkan Keputusan Alexander-Arnold Tinggalkan Liverpool di Puncak Kejayaan
Jamie Carragher, legenda Liverpool, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Trent Alexander-Arnold untuk meninggalkan Anfield di akhir musim ini. Kepergian pemain belakang berusia 26 tahun itu, yang kontraknya akan berakhir pada Juni 2025, dinilai Carragher sebagai sebuah indikasi kurangnya kepercayaan sang pemain terhadap proyeksi masa depan Liverpool.
Keputusan Alexander-Arnold ini diumumkan tak lama setelah Liverpool memastikan gelar juara Premier League musim 2024/2025. The Reds berhasil mengamankan mahkota juara dengan sisa empat pertandingan dan keunggulan 15 poin atas rival terdekat mereka, Arsenal. Rumor yang beredar luas mengaitkan Alexander-Arnold dengan kepindahan ke raksasa Spanyol, Real Madrid.
Carragher, yang dikenal dengan loyalitasnya terhadap Liverpool, mengaku sangat menyayangkan pilihan Alexander-Arnold tersebut. Menurutnya, kepergian sang pemain di saat Liverpool tengah berada dalam performa terbaiknya sangat disayangkan.
"Ini adalah kariernya, dan dia berhak menentukan arahnya. Dia memilih bergabung dengan salah satu klub terbesar di dunia," ujar Carragher kepada Sky Sports. "Saya tidak marah, tapi lebih merasa kecewa. Sebagai pemain asli daerah Liverpool, dia seolah tidak merasa bahwa Liverpool sudah cukup baik, bahkan setelah meraih gelar juara."
Carragher kemudian membandingkan situasi Alexander-Arnold dengan pemain-pemain Liverpool di masa lalu yang juga memilih untuk hengkang. Ia menyebut nama-nama seperti Steve McManaman, Michael Owen, dan bahkan Steven Gerrard, yang hampir meninggalkan klub. Namun, menurut Carragher, perbedaan mendasarnya adalah para pemain tersebut pergi karena Liverpool saat itu tidak berada di level yang sama dengan Liverpool saat ini.
"Dulu, pemain pergi karena bermain untuk Liverpool yang tidak sekompetitif sekarang. Liverpool saat ini adalah salah satu dari lima atau enam tim terbaik di Eropa. Mereka baru saja memenangkan Premier League, dan memiliki potensi untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dalam lima atau enam tahun ke depan. Mereka terlihat mampu mendominasi dan memenangkan banyak trofi besar. Namun, ternyata itu semua tidak cukup untuk meyakinkannya," pungkas Carragher, mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam.