Trump Klaim Houthi Setuju Gencatan Senjata, AS Hentikan Serangan di Yaman
Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, mengklaim bahwa kelompok Houthi di Yaman telah menyatakan kesediaan untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal komersial. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut akibat konflik yang berkepanjangan.
Trump menyatakan bahwa AS akan menghormati keputusan tersebut dengan mengakhiri operasi pengeboman di wilayah Yaman. Klaim ini didasarkan pada informasi yang diperoleh dari sumber yang disebutnya "sangat, sangat bagus."
Kelompok Houthi mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden pada akhir tahun 2023. Aksi ini diklaim sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, yang mengalami dampak signifikan akibat konflik dengan militer Israel setelah serangan Hamas.
Serangan-serangan tersebut telah menyebabkan gangguan signifikan terhadap lalu lintas maritim global, khususnya di Terusan Suez, jalur penting yang menangani sekitar 12% dari pengiriman dunia. Banyak perusahaan pelayaran terpaksa mencari rute alternatif yang lebih panjang dan mahal.
Amerika Serikat telah terlibat dalam operasi militer terhadap Houthi sejak awal 2024 di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Operasi ini dilanjutkan oleh pemerintahan Trump, dengan serangan baru yang dilancarkan mulai 15 Maret.
Pentagon melaporkan bahwa serangan AS telah menghantam lebih dari 1.000 target di Yaman sejak pertengahan Maret dalam operasi yang diberi nama "Rough Rider."
Berikut adalah poin-poin penting terkait situasi ini:
- Klaim Gencatan Senjata: Trump mengklaim Houthi setuju menghentikan serangan.
- Penghentian Pengeboman: AS dikabarkan akan menghentikan operasi pengeboman di Yaman.
- Motivasi Serangan Houthi: Solidaritas terhadap Palestina di Gaza.
- Dampak pada Terusan Suez: Gangguan terhadap lalu lintas maritim global.
- Operasi Militer AS: Serangan terhadap lebih dari 1.000 target sejak Maret.