Diabetes Tipe 5: Ancaman Tersembunyi Bagi Generasi Muda dengan Gizi Buruk

Diabetes Tipe 5: Ancaman Tersembunyi Bagi Generasi Muda dengan Gizi Buruk

Paradigma tentang diabetes yang selalu dikaitkan dengan obesitas dan konsumsi gula berlebih kini bergeser. Dunia medis menemukan klasifikasi baru yang mengkhawatirkan, yaitu Diabetes Tipe 5 atau Malnutrition-Related Diabetes. Kondisi ini justru mengintai individu dengan tubuh kurus dan mengalami malnutrisi.

Kemunculan klasifikasi Diabetes Tipe 5 secara resmi diperkenalkan pada ajang International Diabetes Federation (IDF) 2025 di Bangkok. Dr. Ahmad Akbar, Sp. PD, seorang spesialis penyakit dalam, menjelaskan bahwa Diabetes Tipe 5 seringkali salah diklasifikasikan sebagai tipe lain, seperti MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young). Perbedaan mendasar terletak pada penyebabnya. Jika Diabetes Tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas akibat autoimun, dan Diabetes Tipe 2 erat kaitannya dengan resistensi insulin, maka Diabetes Tipe 5 muncul akibat kekurangan produksi insulin yang disebabkan oleh malnutrisi kronis sejak masa kanak-kanak hingga dewasa muda.

Dampak Malnutrisi pada Pankreas

Malnutrisi protein-energi yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menghambat perkembangan pankreas. "Pada pasien malnutrisi, terutama malnutrisi protein-energi, sel-sel pankreas mengalami atrofi atau tidak berkembang dengan baik," terang Dr. Akbar. Kondisi ini memicu peradangan pankreas (pankreatitis) yang berujung pada pengerasan jaringan (fibrosis) atau pengecilan pankreas. Akibatnya, produksi insulin menjadi terganggu.

Mengenali Gejala Diabetes Tipe 5

Gejala Diabetes Tipe 5 serupa dengan gejala diabetes pada umumnya, meliputi:

  • Rasa haus yang berlebihan dan sering minum
  • Sering buang air kecil
  • Rasa lapar yang cepat muncul
  • Kesemutan
  • Penglihatan kabur

Untuk diagnosis yang akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan HbA1c (jika ≥6,5%), gula darah puasa (jika ≥126 mg/dL). Jika memungkinkan, pemeriksaan C-peptide juga dilakukan untuk mengukur kadar insulin dalam tubuh. Dr. Akbar menambahkan, "Jika kadar insulin rendah tanpa adanya kerusakan autoimun, disertai riwayat malnutrisi, maka kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai Diabetes Tipe 5."

Penanganan dan Pencegahan

Setelah pengakuan resmi dari IDF, penanganan Diabetes Tipe 5 mengikuti pendekatan Diabetes Tipe 1, yaitu dengan pemberian insulin. Hal ini dikarenakan masalah utama adalah defisiensi insulin, bukan resistensi insulin. Selain terapi farmakologis, penanganan non-farmakologis juga memegang peranan penting, meliputi:

  • Edukasi tentang penyakit diabetes
  • Diet yang berfokus pada peningkatan asupan protein untuk memperbaiki massa otot
  • Aktivitas fisik yang disesuaikan dengan kondisi tubuh

Dr. Akbar menekankan bahwa Diabetes Tipe 5 bersifat irreversible atau tidak dapat disembuhkan total. Penderita akan bergantung pada insulin seumur hidup, berbeda dengan pre-diabetes yang masih berpotensi untuk kembali normal.

Pencegahan Diabetes Tipe 5 dimulai dengan pemantauan status gizi sejak dini, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Menghindari kondisi malnutrisi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi
  • Menerapkan pola makan seimbang dengan membatasi karbohidrat dan gula berlebih
  • Rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu
  • Mengelola stres dengan baik
  • Tetap produktif, terutama bagi generasi muda

Dr. Akbar mengingatkan, "Kita masih muda, jadi jangan terlalu bermalas-malasan. Tingkatkan kualitas diri dan kesehatan dengan rutin berolahraga dan memperhatikan asupan makanan." Dengan pemahaman yang baik tentang Diabetes Tipe 5, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya status gizi seimbang sejak usia dini semakin meningkat.