Wapres Gibran Dorong Percepatan Proyek Bendungan Lambo di Nagekeo untuk Peningkatan Ekonomi Lokal

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung perkembangan pembangunan Bendungan Lambo yang terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (6/5/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan proyek strategis tersebut berjalan sesuai rencana, dengan fokus pada ketepatan waktu, kualitas konstruksi, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Pemerintah Indonesia melihat Bendungan Lambo sebagai proyek vital dalam meningkatkan produktivitas pertanian, menjamin ketersediaan air bersih, serta membuka peluang bagi pengembangan energi terbarukan. Gibran menekankan perlunya percepatan penyelesaian proyek ini agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat, terutama dalam mendukung pertanian yang produktif, menyediakan air bersih yang memadai, dan mengurangi risiko banjir di wilayah hilir.

Lebih lanjut, Gibran meminta agar pembangunan bendungan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga dioptimalkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, termasuk melalui pengembangan potensi pariwisata lokal. Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan keberlanjutan proyek dan pemanfaatannya secara optimal oleh masyarakat sekitar.

Wapres menegaskan bahwa proyek strategis ini harus diimbangi dengan penguatan kapasitas petani, peningkatan kualitas layanan publik, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan dampak positif yang komprehensif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Bendungan Lambo merupakan salah satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2025–2029. Proyek ini dimulai pada September 2021 dan ditargetkan selesai pada tahun 2026. Hingga awal Mei 2025, progres fisik proyek telah mencapai 80,40 persen.

Bendungan ini memiliki luas genangan sebesar 587,61 hektar dan Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 138,60 km², dengan kapasitas tampung normal mencapai 52,89 juta m³. Pembangunannya dibagi menjadi dua paket pekerjaan dengan total nilai kontrak sebesar Rp1,47 triliun. Bendungan Lambo diharapkan mampu mengairi lahan irigasi seluas 6.240 hektar, menyediakan air baku sebesar 205 liter/detik, mengurangi risiko banjir di wilayah hilir seluas 3.200 hektar, serta mendukung potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 117,5 MW. Selain itu, bendungan ini juga dirancang untuk menjadi destinasi wisata baru di Pulau Flores, khususnya di Kabupaten Nagekeo, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan manfaat yang begitu besar, Bendungan Lambo diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Nagekeo dan sekitarnya. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengawasi dan mendukung penyelesaian proyek ini agar dapat segera memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh pihak yang berkepentingan.

  • Daftar Manfaat Bendungan Lambo:
    • Suplai air irigasi seluas 6.240 hektar
    • Penyediaan layanan air baku sebesar 205 liter/detik
    • Reduksi banjir di wilayah hilir seluas 3.200 hektar
    • Mendukung potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 117,5 MW
    • Destinasi wisata baru di Pulau Flores