Ketidakpastian Kesepakatan Dagang AS-Mitra Picu Koreksi di Wall Street

Wall Street Berakhir Negatif Akibat Sentimen Kesepakatan Dagang

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, mengalami koreksi pada perdagangan hari Selasa (Rabu pagi WIB) setelah komentar yang tidak pasti dari Presiden Donald Trump mengenai prospek kesepakatan dagang dengan mitra-mitranya. Pernyataan ini meredam harapan investor akan adanya kemajuan signifikan dalam perundingan terkait kebijakan tarif dan perdagangan internasional.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan penurunan sebesar 389,83 poin atau 0,95 persen, menutup hari di level 40.829,00. Sementara itu, indeks S&P 500 juga melemah sebesar 0,77 persen dan berakhir pada posisi 5.606,91.

Penurunan juga dipicu oleh performa saham Tesla yang kurang menggembirakan. Saham produsen mobil listrik ini turun 1,8 persen setelah data penjualan terbaru menunjukkan penurunan di pasar Inggris dan Jerman. Meskipun permintaan kendaraan listrik secara umum meningkat, penjualan Tesla di kedua negara tersebut mencatatkan level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Volatilitas pasar juga dipengaruhi oleh pertemuan antara Presiden Trump dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Pertemuan ini menandai awal dari serangkaian negosiasi antara kedua pemimpin sejak Carney menjabat. Dalam pertemuan tersebut, Trump menarik kembali pernyataan sebelumnya yang menyebutkan bahwa kesepakatan dagang sudah dekat.

"Kita tidak perlu menandatangani kesepakatan," ujar Trump seperti dikutip dari CNBC, memicu reaksi pasar yang negatif.

Sebelumnya, Bessent sempat menyampaikan optimisme bahwa beberapa kesepakatan mungkin saja tercapai dalam minggu ini. Namun, hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai kesepakatan dagang konkret antara AS dan mitra dagangnya.

Selain sentimen perdagangan, pasar juga mencermati pertemuan kebijakan dua hari yang diadakan oleh The Federal Reserve (The Fed) yang dimulai pada hari Selasa. Keputusan terkait kebijakan moneter akan diumumkan pada hari Rabu. Secara luas, pasar memperkirakan bank sentral AS tersebut akan mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini. Perdagangan berjangka dana Fed mengindikasikan peluang pelonggaran kebijakan hanya sebesar 3,1 persen.