Ratusan Siswa SMP di Buleleng Jalani Tes IQ Akibat Kesulitan Membaca

Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng, Bali, menghadapi tantangan serius dalam kemampuan membaca. Guna mengidentifikasi akar permasalahan, sebanyak 375 siswa dari berbagai tingkatan kelas (VII, VIII, dan IX) mengikuti serangkaian tes kecerdasan atau IQ yang difasilitasi oleh Yayasan Pradnyagama.

Pelaksanaan tes yang terpusat di SMP Negeri 1 Singaraja ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan kognitif siswa dan mengidentifikasi potensi gangguan intelektual atau kesulitan belajar yang mungkin menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca. Psikolog dari Yayasan Pradnyagama, Retno Indaryati Kusuma, menjelaskan bahwa standar nilai kecerdasan normal berada di angka 80. Siswa yang memperoleh skor di bawah angka tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan gangguan intelektual, sementara skor di atas 80 dapat mengarah pada indikasi gangguan belajar seperti disleksia.

Retno Indaryati Kusuma menekankan bahwa anak-anak dengan gangguan intelektual seringkali tidak menunjukkan perbedaan fisik yang signifikan dibandingkan dengan anak-anak lain. Kesulitan utama terletak pada kemampuan penalaran dan logika berpikir, yang sangat penting dalam proses membaca dan menulis. Keterlambatan dalam aspek-aspek ini dapat menyebabkan siswa kesulitan menguasai kemampuan membaca dan menulis hingga jenjang SMP.

Faktor penyebab kondisi ini dapat bervariasi, mulai dari faktor genetik hingga kondisi yang dialami sejak kelahiran. Anak-anak dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata memerlukan penanganan khusus dan tidak dapat disamakan dengan siswa reguler. Retno menyarankan pentingnya pendidikan inklusi dan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing siswa. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan potensi diri dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Retno mengusulkan pembentukan kelas khusus di tingkat SMP dan SMK, serta melibatkan balai latihan kerja sebagai alternatif pendidikan bagi siswa dengan disabilitas intelektual. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan praktis dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.

Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan:

  • Pentingnya Pendidikan Inklusi: Memastikan siswa dengan kebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  • Pelatihan Keterampilan: Memberikan pelatihan keterampilan yang relevan dengan minat dan bakat siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi diri.
  • Kerjasama dengan Balai Latihan Kerja: Memfasilitasi siswa untuk mengikuti pelatihan di balai latihan kerja, sehingga mereka dapat memperoleh keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja.
  • Pembentukan Kelas Khusus: Menyediakan kelas khusus bagi siswa dengan disabilitas intelektual, sehingga mereka mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih intensif.

Dengan pendekatan yang tepat, siswa dengan disabilitas intelektual tetap dapat memiliki peran yang bermakna dalam masyarakat dan memperoleh penghasilan yang layak. Meskipun kemampuan membaca dan menulis mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk dikuasai, mereka tetap dapat mengembangkan potensi diri melalui bidang-bidang keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.