Integritas Brigjen Arief Adiharsa Diungkap: Gaya Hidup Sederhana dan Penolakan Intervensi dalam Kasus Hukum
Brigjen Arief Adiharsa, Wakil Kepala Kortas Tipikor Polri, menjadi sorotan karena gaya hidupnya yang sederhana dan komitmennya terhadap integritas. Sosoknya diusulkan untuk menerima Hoegeng Awards 2025, sebuah penghargaan yang diberikan kepada anggota Polri yang berdedikasi dan berintegritas tinggi. Usulan ini muncul dari berbagai pihak yang pernah berinteraksi dengannya, termasuk mantan wartawan dan mantan anak buahnya.
Anton Sueb, seorang mantan wartawan yang pernah bertugas di Prabumulih, Sumatera Selatan, menjadi salah satu pengusul Brigjen Arief. Anton mengenal Arief saat menjabat sebagai Kapolres Prabumulih pada tahun 2015. Anton menggambarkan Arief sebagai sosok yang sangat sederhana, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menjalankan tugasnya. Arief selalu menekankan kepada jajarannya untuk hidup sederhana dan menghindari gaya hidup mewah.
'Jika untuk biaya hidup, gaji polisi itu sudah cukup, namun jika untuk gaya hidup tak akan pernah cukup'.
Anton juga mengungkapkan bahwa selama bertugas di Prabumulih, Arief tidak pernah terlihat menggunakan mobil pribadi. Ia selalu menggunakan mobil dinas atau motor dinas. Hal ini membuat Anton penasaran dan bertanya langsung kepada Arief. Arief menjawab bahwa ia tidak membutuhkan mobil mewah, yang terpenting adalah menjalankan tugas dengan amanah.
Selain kesederhanaannya, Arief juga dikenal karena ketegasannya dalam menegakkan hukum. Anton menceritakan bahwa saat Arief baru menjabat sebagai Kapolres Prabumulih, truk batu bara masih sering melintas di jalanan kota. Arief langsung memerintahkan jajarannya untuk menindak tegas truk-truk tersebut. Ia juga menolak bertemu dengan para pemilik perusahaan batu bara yang mencoba mendekatinya.
Kompol Rendra Aditia Dhani, Wakapolres Kotawaringin Barat, yang pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Prabumulih saat Arief menjadi Kapolres, juga memberikan kesaksian tentang integritas Arief. Rendra mengatakan bahwa Arief selalu menekankan kepada para penyidik untuk independen dan tidak terpengaruh oleh pihak manapun. Arief juga membatasi pertemuan dengan pihak-pihak yang sedang berperkara di Polres.
'Beliau tidak membatasi komunikasi dengan instansi luar segala macam, tetapi beliau setiap komunikasi itu harus memahami dulu tujuan orang berkomunikasi apa, sehingga beliau menghindari untuk bertemu, komunikasi nanti ujung-ujungnya ada maunya, sehingga beliau menghindari itu,' kata Kompol Rendra.
Rendra menambahkan bahwa Arief selalu terbuka terhadap masalah masyarakat dan berusaha untuk menyelesaikannya secepat mungkin. Ia bahkan turun langsung untuk mendamaikan perselisihan kecil di antara warga.
Arief juga dikenal karena gaya kepemimpinannya yang humanis dan dekat dengan anggota. Ia sering memberikan nasihat dan motivasi kepada jajarannya. Rendra mengatakan bahwa Arief adalah sosok panutan yang memberikan pengaruh positif kepada seluruh anggota Polres Prabumulih.
Salah satu contoh ketegasan Arief adalah penanganan masalah truk batu bara yang melintas di jalanan kota. Ia memerintahkan agar truk-truk tersebut dialihkan ke jalan lingkar, meskipun jalan tersebut lebih jauh dan kondisinya kurang baik. Arief tidak peduli dengan tekanan dari pihak perusahaan batu bara yang ingin agar truk-truk mereka tetap bisa melintas di jalanan kota.
Selama menjabat sebagai Kapolres Prabumulih, Arief berhasil meningkatkan penyelesaian perkara di Polres Prabumulih sebesar 20%. Ia juga aktif berkomunikasi dengan masyarakat untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Gaya kepemimpinan Arief yang tegas, humanis, dan berintegritas tinggi telah membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan disegani di Prabumulih.
Kesaksian dari berbagai pihak ini semakin menguatkan citra Brigjen Arief Adiharsa sebagai seorang pemimpin yang berintegritas dan layak menjadi teladan bagi anggota Polri lainnya. Pengusulannya untuk Hoegeng Awards 2025 adalah bentuk apresiasi atas dedikasi dan pengabdiannya kepada masyarakat dan negara.