Penanganan Darurat Tembok Roboh di Kalibata: Kayu Dolken Dipasang sebagai Penahan Sementara
Jakarta - Pasca robohnya tembok di Jalan Raya Kalibata Timur, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan bergerak cepat melakukan penanganan darurat. Sebagai langkah awal, tim gabungan dari berbagai instansi terkait akan memasang kayu dolken sebagai turap sementara guna mencegah kerusakan lebih lanjut.
Muhammad Nur, Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa pemasangan kayu dolken ini merupakan solusi sementara yang diinisiasi oleh Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Tujuannya adalah untuk menstabilkan kondisi tanah di sekitar lokasi kejadian dan menghindari longsor susulan. Selain SDA, penanganan di lapangan juga melibatkan personel dari PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) Kelurahan Kalibata dan Pejaten Timur. Mereka bahu-membahu membersihkan puing-puing reruntuhan dan mempersiapkan lokasi untuk pemasangan turap.
Menurut laporan, insiden tembok roboh ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan peningkatan debit air secara signifikan di saluran drainase sekitar lokasi. Rocky A. Tarigan, Lurah Pejaten Timur, mengungkapkan bahwa titik pertemuan seluruh saluran air di wilayah tersebut berada di dekat tembok yang roboh. Akibatnya, tembok tidak mampu menahan tekanan air yang berlebihan dan akhirnya ambrol.
Saat ini, akses Jalan Raya Kalibata Timur telah dibuka kembali untuk kendaraan roda dua dan roda empat setelah sebelumnya sempat terhambat akibat kejadian tersebut. Sementara itu, SMK Walisongo yang sempat terdampak genangan air dilaporkan sudah surut dan aktivitas belajar mengajar dapat kembali berjalan normal.
Sebagai upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, Pemerintah Kelurahan Pejaten Timur telah bersurat kepada pihak terkait untuk segera merealisasikan pengalihan lahan di sekitar saluran air menjadi fasilitas umum (fasum). Langkah ini diharapkan dapat mempermudah pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase, serta mencegah terjadinya luapan air yang dapat membahayakan infrastruktur dan masyarakat sekitar. Pihak kelurahan juga mengusulkan pembangunan saluran air yang lebih memadai untuk menampung debit air yang tinggi saat musim hujan.
Upaya penanganan tembok roboh ini melibatkan sekitar 50 personel gabungan dari berbagai instansi. Mereka bekerja keras untuk memulihkan kondisi di lokasi kejadian dan memastikan keamanan warga sekitar. Pemasangan kayu dolken sebagai turap sementara diharapkan dapat menjadi solusi efektif sambil menunggu penanganan permanen yang lebih komprehensif.