Eskalasi Konflik India-Pakistan: Serangan Udara dan Jatuhnya Jet Tempur Memperburuk Ketegangan Regional
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir, ditandai dengan serangan udara yang saling dilancarkan dan klaim penembakan jatuh jet tempur. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius akan stabilitas regional.
India mengklaim telah melancarkan "serangan presisi" terhadap sembilan lokasi yang mereka identifikasi sebagai "kamp-kamp teroris" di Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan ini merupakan respons terhadap serangan mematikan sebelumnya di wilayah sengketa yang dikelola India, yang menurut New Delhi didalangi oleh Islamabad. Pakistan membantah tuduhan tersebut.
Pakistan merespons dengan menyatakan bahwa Angkatan Udara mereka telah menembak jatuh lima jet tempur India. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, mengklaim bahwa jet-jet tempur India ditembak jatuh saat mencoba menyerang Pakistan melalui wilayah udara India. Sumber keamanan Pakistan merinci bahwa jet-jet tempur yang ditembak jatuh tersebut terdiri dari tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu SU-30. Militer Pakistan juga melaporkan kerusakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Neelum Jhelum di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan akibat serangan udara India. Pakistan mengecam serangan terhadap infrastruktur sipil sebagai pelanggaran norma internasional dan hukum perang.
Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, menyatakan bahwa serangan India telah menyebabkan jatuhnya korban sipil. Menurut Chaudhry, sedikitnya 26 warga sipil tewas dan 46 lainnya luka-luka akibat serangan tersebut. Dia juga menuduh India menargetkan enam lokasi terpisah di wilayah Pakistan dengan rudal, termasuk kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli. Chaudhry menambahkan bahwa serangan di Ahmedpur Timur, distrik Bahawalpur, menyebabkan 13 orang tewas, termasuk dua anak perempuan berusia tiga tahun, tujuh wanita, dan empat pria. Tiga belas orang lainnya dilaporkan tewas di wilayah Kashmir yang dikuasai Islamabad.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional telah mengambil langkah-langkah pencegahan sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan. Etihad, Emirates, dan Qatar Airways menangguhkan atau menunda penerbangan ke bandara-bandara di India dan Pakistan. Etihad bahkan menarik kembali penerbangan yang sedang menuju Pakistan. Maskapai-maskapai tersebut menyatakan bahwa keselamatan penumpang dan awak menjadi prioritas utama mereka dan akan terus memantau situasi dengan cermat.
Berikut adalah rangkuman kejadian:
- Serangan India: Mengklaim menyerang kamp teroris di Kashmir yang dikelola Pakistan.
- Respons Pakistan: Mengklaim menembak jatuh lima jet tempur India dan melaporkan kerusakan PLTA.
- Korban Sipil: Pakistan melaporkan puluhan warga sipil tewas dan luka-luka akibat serangan India.
- Gangguan Penerbangan: Maskapai internasional menangguhkan atau menunda penerbangan ke India dan Pakistan.
Eskalasi konflik ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi destabilisasi regional yang lebih luas. Komunitas internasional menyerukan de-eskalasi dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan antara kedua negara.