Inggris dan AS Sepakat dalam Perundingan Tarif Baru: Era Baru Hubungan Dagang Dimulai

Inggris dan AS Umumkan Kesepakatan Tarif Baru: Momentum Baru dalam Hubungan Perdagangan

Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat dikabarkan telah mencapai kesepakatan terkait tarif perdagangan, sebuah langkah signifikan yang berpotensi mengubah lanskap ekonomi kedua negara. Pengumuman resmi diharapkan akan disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, dalam waktu dekat. Kesepakatan ini muncul setelah serangkaian negosiasi intensif yang bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan dan memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.

Juru bicara Downing Street menegaskan bahwa Perdana Menteri selalu mengutamakan kepentingan nasional Inggris, termasuk para pekerja, pelaku bisnis, dan keluarga. Hal ini mengindikasikan bahwa kesepakatan tarif baru ini dirancang untuk memberikan manfaat yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat Inggris.

Langkah ini diambil menyusul penerapan kebijakan tarif tinggi oleh Pemerintah AS terhadap berbagai negara, termasuk Inggris. Dampak dari kebijakan tersebut mendorong Inggris untuk aktif mencari solusi melalui negosiasi bilateral. Kesepakatan ini menjadi bukti komitmen kedua negara untuk membangun hubungan perdagangan yang lebih adil dan saling menguntungkan.

Presiden AS, sebelumnya memberikan isyarat mengenai potensi kesepakatan tersebut melalui unggahan di media sosial. Ia menyebutkan adanya kesepakatan dagang besar dengan negara yang sangat dihormati, yang kemudian diinterpretasikan sebagai referensi terhadap Inggris. Pada awal April lalu, AS mengumumkan pemberlakuan tarif terhadap sejumlah mitra dagang, namun memberikan masa jeda 90 hari bagi negara-negara yang ingin bernegosiasi untuk mendapatkan pengecualian.

Saat ini, AS masih memberlakukan tarif global sebesar 10 persen, termasuk terhadap impor dari Inggris. Namun, Inggris tidak dikenakan tarif "timbal balik" yang lebih tinggi seperti yang diterapkan pada beberapa negara lain. Selain itu, Inggris juga masih menghadapi tarif impor AS sebesar 25 persen untuk produk baja, aluminium, dan otomotif.

Selain Inggris, AS juga dilaporkan hampir mencapai kesepakatan perdagangan dengan India dan Israel. Pembicaraan juga masih berlangsung dengan Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam. Pemerintah AS menekankan pentingnya pembaruan kesepakatan dagang dengan negara-negara mitra sebagai bagian dari upaya merombak sistem perdagangan global secara menyeluruh.

Di sisi lain, AS dan China juga telah sepakat untuk memulai kembali dialog perdagangan dalam upaya meredakan ketegangan ekonomi antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Pertemuan tingkat tinggi antara perwakilan dari kedua negara dijadwalkan berlangsung di Swiss dalam beberapa hari mendatang.

Terlepas dari perundingan dengan AS, Inggris juga telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan India yang akan memfasilitasi ekspor produk Inggris seperti wiski, mobil, dan barang-barang lainnya ke India. Sebagai imbalannya, India akan mendapatkan pemangkasan tarif atas ekspor pakaian dan alas kaki ke Inggris.

Kesepakatan tarif baru antara Inggris dan AS diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara, meningkatkan investasi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, para analis memperkirakan bahwa implementasi kesepakatan ini akan membutuhkan waktu dan koordinasi yang cermat.

Daftar Produk yang Terpengaruh (Contoh):

  • Baja
  • Aluminium
  • Otomotif
  • Wiski
  • Pakaian
  • Alas Kaki