Bulog Klaim Penguasaan Stok Beras Nasional Terbesar dalam Sejarah: Serikat Petani Ungkap Fakta Sebenarnya

Perum Bulog mengumumkan telah menyerap lebih dari 2 juta ton beras sepanjang tahun ini, meningkatkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menjadi 3,6 juta ton. Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menyatakan bahwa stok ini siap digunakan untuk mendukung program-program pemerintah dan Bulog akan terus mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani.

Prihasto menegaskan komitmen Bulog untuk membeli gabah kering panen (GKP) langsung dari petani dengan harga yang menguntungkan, yakni Rp 6.500 per kilogram. Melalui tim khusus yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian dan Babinsa, Bulog berupaya memaksimalkan penyerapan gabah hingga seluruh gudang terisi penuh. Penyerapan dilakukan melalui petani langsung, kelompok tani, gabungan kelompok tani, serta kerjasama dengan penggilingan padi di seluruh Indonesia.

Klaim Bulog ini mendapat tanggapan dari Serikat Petani Indonesia (SPI). Sekretaris Umum SPI, Agus Ruli Ardiansyah, mengungkapkan bahwa stok beras yang diklaim tersebut sebagian besar berasal dari sisa impor tahun sebelumnya, bukan hasil penyerapan dari petani lokal. Ruli menyebutkan bahwa dari 3,5 juta ton yang diklaim, sekitar 1,7 juta ton adalah sisa impor.

SPI mencatat bahwa penyerapan Bulog tahun ini baru mencapai sekitar 1,8 juta ton. Meskipun produksi beras mengalami peningkatan sekitar 2 persen dibandingkan tahun lalu, SPI menyoroti masalah berkurangnya luas tanam akibat konversi lahan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 100.000 hektar lahan pertanian mengalami konversi setiap tahunnya.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Klaim Stok: Bulog mengklaim memiliki stok beras 3,6 juta ton, terbesar dalam sejarah.
  • Sumber Stok: SPI menyatakan sebagian besar stok berasal dari sisa impor, bukan penyerapan lokal.
  • Penyerapan Bulog: Penyerapan Bulog tahun ini sekitar 1,8 juta ton.
  • Produksi Beras: Produksi beras naik 2 persen, namun luas tanam berkurang.
  • Konversi Lahan: Lebih dari 100.000 hektar lahan pertanian dikonversi setiap tahun.