Misteri Dibalik Nama Kontak 'Sri Rejeki Hastomo' Terungkap di Persidangan Kasus Harun Masiku
Misteri Nama Kontak 'Sri Rejeki Hastomo' Terungkap di Persidangan
Dalam persidangan kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR Harun Masiku dan perintangan penyidikan dengan terdakwa Hasto Kristiyanto, sebuah misteri muncul terkait nama kontak dalam ponsel staf kesekretariatan DPP PDIP, Kusnadi.
Jaksa penuntut umum mencecar Kusnadi, yang dihadirkan sebagai saksi, mengenai sebuah nomor kontak dengan nama 'Sri Rejeki Hastomo' yang menggunakan kode negara Inggris Raya (+447). Pertanyaan ini diajukan dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (8/5/2025). Awalnya, jaksa menanyakan tentang nomor kontak Hasto yang disimpan Kusnadi.
Kusnadi menjelaskan bahwa ia menyimpan nomor Hasto dengan nama 'sekjen' dan nomor tersebut adalah nomor Indonesia. Ia juga mengaku tidak tahu apakah Hasto memiliki nomor lain selain yang ia simpan. Kemudian, pertanyaan beralih ke nomor dengan nama 'Sri Rejeki Hastomo'.
"Kalau yang nama Sri Rejeki Hastomo itu nomor siapa?" tanya jaksa.
"Nomor kesekretariatan, Pak," jawab Kusnadi.
Kusnadi menjelaskan bahwa nomor tersebut merupakan nomor kesekretariatan yang dipegang oleh staf DPP. Jaksa terus mencecar siapa yang secara spesifik memegang ponsel tersebut, mengingat tidak mungkin satu ponsel dipegang bersama-sama oleh banyak orang.
"Yang pegang siapa?" tanya jaksa.
"Yang pegang kadang-kadang staf-stafnya. Kadang kalau Bapak keluar, bisa di Satgas," jawab Kusnadi.
"Siapa yang pegang?" cecar jaksa.
"Banyak, Pak, kalau yang ikut pas ditugasin," jawab Kusnadi.
"Kan ada orangnya kan nggak mungkin satu HP dipegang bareng-bareng. Siapa yang dipercaya pegang HP?" cecar jaksa lagi.
"Orang kesekretariatan," jawab Kusnadi.
Kusnadi bersikukuh bahwa banyak orang yang memegang nomor tersebut karena itu adalah nomor kesekretariatan. Ia menyebut nama Adi sebagai kepala kesekretariatan, namun tidak secara spesifik menyebut siapa yang paling sering memegang ponsel tersebut.
"Namanya banyak. Kadang kalau kepala Kesekretariatan memang Pak Adi," jawab Kusnadi.
"Yang pegang HP yang saya tanyakan," timpal jaksa.
"Iya. Artinya di kesekretariatan itu kan ada orangnya. Yang banyak siapa saja? Sebutkan namanya," pinta jaksa.
"Kadang saya, buat balas WA. Kadang kalau yang ikut Satgas," jawab Kusnadi.
Jaksa terus mendesak Kusnadi untuk menyebutkan nama orang yang memegang ponsel dengan nomor 'Sri Rejeki Hastomo'.
"Kan saya nanya nama orang. Sebutkan namanya kan lebih banyak," cecar jaksa.
"Kadang Kepala Kesekretariatan megang," jawab Kusnadi.
"Siapa namanya?" tanya jaksa.
"Mas Adi," jawab Kusnadi.
"Siapa lagi?" cecar jaksa.
"Yang paling banyak saya sama Mas Adi," jawab Kusnadi.
Selanjutnya, jaksa menggali informasi mengenai panggilan Kusnadi kepada Adi dan Hasto. Kusnadi mengaku memanggil Adi dengan sebutan 'Bapak', sementara Hasto dipanggil 'Pak'. Hal ini menimbulkan keheranan dari jaksa.
"Kemudian Saudara sama Mas Adi panggilannya apa?" tanya jaksa.
"Bapak," jawab Kusnadi.
"Bukan Mas Adi? Tadi barusan Mas Adi ngomongnya," ujar jaksa.
"Kadang Mas Adi, kadang Bapak," jawab Kusnadi.
"Kalau Saudara manggil Pak Hasto apa?" tanya jaksa.
"Pak," jawab Kusnadi.
"Bukan bapak?" cecar jaksa.
"Nggak," jawab Kusnadi.
"Kalau ke Adi malah Bapak, Hasto malah Pak. Nggak kebalik itu," timpal jaksa.
"Pak Hasto, gitu," jawab Kusnadi.
"Bukan bapak? Nggak kebalik?" tanya jaksa.
"Nggak," jawab Kusnadi.
Jaksa juga menanyakan apakah ada komunikasi antara Kusnadi dengan nomor 'Sri Rejeki Hastomo' sebelum pemeriksaan di KPK. Kusnadi mengaku lupa.
"Ketika sebelum pemeriksaan di KPK tadi, apa ada komunikasi Saudara dengan nomor HP yang Saudara save dengan nama Sri Rejeki Hastomo tadi?" tanya jaksa.
"Komunikasi apa?" timpal Kusnadi memastikan pertanyaan jaksa.
"Ya komunikasi percakapan di HP yang di-save nama Sri Rejeki Hastomo. Ada nggak?" tanya jaksa.
"Lupa," jawab Kusnadi.
Kusnadi mengakui bahwa ia sendiri yang memberikan nama 'Sri Rejeki Hastomo' pada nomor tersebut. Ketika ditanya alasannya, Kusnadi mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kata 'Sri Rejeki' agar mendapat rejeki, sementara 'Hastomo' hanya tambahan saja dan tidak merujuk pada Hasto.
"Kenapa saudara menyimpan dengan nama Sri Rejeki Hastomo?" tanya jaksa.
"Saya terinspirasi Sri Rejekinya saja. Biar dapat rejeki," jawab Kusnadi.
"Kalau Hastomonya apa?" cecar jaksa.
"Tambahan saya saja," jawab Kusnadi.
"Apa mengacu pada Hasto?" cecar jaksa.
"Nggak," jawab Kusnadi.
Dengan demikian, misteri nama kontak 'Sri Rejeki Hastomo' sedikit terkuak di persidangan, meskipun alasan sebenarnya di balik penamaan tersebut masih menjadi tanda tanya.