Parlemen Jepang Setujui Amandemen Kemitraan Ekonomi dengan Indonesia, Investasi dan Perdagangan Diharapkan Meningkat
Pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Muto Yoji, di Tokyo, Jepang, pada Kamis (8/5) telah membuahkan hasil positif. Fokus utama pertemuan tersebut adalah penguatan hubungan ekonomi kedua negara, khususnya melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Kabar baiknya, Badan Legislatif Nasional Jepang telah meratifikasi perubahan protokol IJEPA. Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasinya atas langkah maju ini dalam konferensi pers di KBRI Tokyo, Jumat (9/5). Diharapkan, proses ratifikasi di Indonesia dapat diselesaikan pada semester kedua tahun ini. Implementasi IJEPA yang telah diperbarui ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan Jepang.
Di sela-sela kunjungan kerjanya untuk menerima penghargaan dari Kaisar Jepang, Airlangga juga menyempatkan diri bertemu dengan tokoh-tokoh penting di dunia bisnis Jepang, termasuk Kakinoki Masumi dari Keidanren (Federasi Bisnis Jepang) dan Ken Kobayashi, Presiden Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) serta Tokyo Chamber of Commerce and Industry. Pertemuan dengan Keidanren yang mewakili ribuan perusahaan, asosiasi, dan pemerintah daerah Jepang, membahas aspirasi dan apresiasi terhadap aksesi Indonesia di OECD dan CPTPP.
Pertemuan dengan Presiden JCCI, Ken Kobayashi, membahas berbagai isu strategis selain kerja sama AZEC (Asia Zero Emission Community), termasuk kondisi geopolitik global yang menjadi perhatian bersama para pengusaha Jepang. Ketidakpastian ekonomi global menjadi tantangan yang disadari bersama.
Airlangga menekankan pentingnya hubungan ekonomi yang kuat antara Indonesia dan Jepang. Data menunjukkan total volume perdagangan kedua negara mencapai US$ 35,6 miliar pada akhir tahun 2024, dengan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 5,7 miliar untuk Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD 20,7 miliar, sementara impor Indonesia dari Jepang mencapai USD 14,9 miliar.
Indonesia memandang Jepang sebagai investor utama dan mitra dagang yang penting. Pesan yang disampaikan adalah perlunya melanjutkan kerja sama yang ada di tengah ketidakpastian global. Jepang juga berkomitmen untuk terus berinvestasi dan bertukar pikiran mengenai kondisi geopolitik.
Kunjungan Airlangga ke Jepang kali ini juga bertepatan dengan pemberian penghargaan The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star dari pemerintah Jepang kepada dirinya dan mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa atas kontribusi mereka dalam bidang ekonomi dan hubungan diplomatik antara kedua negara. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kaisar Jepang Naruhito.
Airlangga mengapresiasi dukungan pemerintah dan stakeholder Jepang dalam berbagai kerja sama dengan Indonesia, terutama selama periode 2016-2019 saat dirinya menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan kemudian sebagai Menko Perekonomian.