Antisipasi Selera Lokal, Calon Haji Sumbawa Bawa Perlengkapan Masak ke Tanah Suci
Persiapan matang dilakukan Mastari, seorang calon jemaah haji (CJH) asal Desa Banda, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dalam menyambut ibadah haji tahun 2025. Pria berusia 55 tahun ini tak hanya mempersiapkan fisik dan mental, tetapi juga bekal makanan yang familiar dengan lidahnya.
Dengan membawa magicom dan beras seberat 5 kilogram, Mastari berencana untuk tetap dapat menikmati nasi sebagai makanan pokok selama berada di Mekkah. Selain beras, ia juga membawa lauk pauk khas Sumbawa seperti asam, ikan kering, dan dendeng. Keputusannya ini didasari oleh kekhawatiran akan perbedaan selera makan antara makanan yang disediakan di Tanah Suci dengan cita rasa lokal Sumbawa.
"Saya takut makanannya tidak sesuai selera kita orang Sumbawa. Apalagi roti, kita tidak biasa makan itu, makanya siapin banyak bekal," ujar Mastari saat ditemui di Kantor Bupati Sumbawa.
Mastari dan rekan-rekan satu kloternya telah berkoordinasi untuk saling berbagi bekal makanan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan berat bagasi. Ada yang membawa beras, ikan, camilan, hingga daging. Dengan cara ini, mereka berharap dapat saling melengkapi dan tetap menikmati makanan yang diinginkan selama menjalankan ibadah haji.
Perjuangan Mastari untuk menunaikan ibadah haji patut diacungi jempol. Sebagai seorang petani, ia telah menabung sejak tahun 2012. Setiap tahun, ia menyisihkan sekitar 5-6 juta rupiah dari hasil panennya. Selain itu, Mastari juga harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari desa tempat tinggalnya yang berada di pedalaman perbatasan Kabupaten Sumbawa.
"Saya tinggal di desa pedalaman paling ujung perbatasan Kabupaten Sumbawa. Itulah kenapa saya datang lebih pagi agar tidak telat sampai kantor bupati untuk pelepasan jemaah haji malam ini," jelasnya.
Selain persiapan makanan, Mastari juga mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca panas di Mekkah. Ia menyadari bahwa cuaca di sana mungkin lebih ekstrem dibandingkan dengan di Sumbawa. Namun, ia optimis dapat beradaptasi dengan baik.
"Sumbawa juga panas, tetapi banyak yang bilang di Mekkah lebih panas. Tapi insyaallah saya bisa menyesuaikan diri," kata Mastari.
Mastari berharap agar ia dan seluruh jemaah haji asal Sumbawa diberikan kesehatan dan kelancaran selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Ia juga berharap dapat kembali ke Sumbawa dengan selamat.
Sebanyak 309 CJH asal Kabupaten Sumbawa yang tergabung dalam kloter 8 embarkasi NTB dijadwalkan berangkat dari Sumbawa pada Kamis, 9 Mei 2025, pukul 21.00 Wita. Mereka akan dilepas di kantor bupati Sumbawa sebelum diberangkatkan ke asrama haji Mataram pada Jumat (10/5/2025) pagi.