Pemerintah Berupaya Memulihkan Operasional PT Sritex dan Menyerap Kembali Karyawan yang Terdampak PHK
Pemerintah Berupaya Memulihkan Operasional PT Sritex dan Menyerap Kembali Karyawan yang Terdampak PHK
Setelah pertemuan antara perwakilan Serikat Pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Group dengan Presiden, harapan baru muncul bagi ribuan karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pailitnya perusahaan tekstil tersebut. Koordinator Serikat Pekerja, Slamet Kuswanto, menyampaikan optimisme pasca-rapat koordinasi yang berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 3 Maret 2025. Dalam rapat tersebut, pemerintah menyatakan komitmennya untuk mengambil langkah-langkah konkret guna memulihkan operasional PT Sritex dan menyerap kembali karyawan yang terkena dampak PHK. Keputusan final terkait pembukaan kembali operasional pabrik direncanakan akan diumumkan dalam waktu dua minggu ke depan.
Slamet Kuswanto mengungkapkan harapan agar seluruh karyawan yang terkena PHK dapat kembali bekerja di PT Sritex, meski mungkin pada posisi atau divisi yang berbeda. Ia menekankan pentingnya proses rekrutmen dan penempatan kerja yang sesuai prosedur dan standar perusahaan. Pihak serikat pekerja, kata Slamet, akan segera menyampaikan kabar baik ini kepada seluruh anggota yang terdampak PHK di berbagai anak perusahaan Sritex Group. Informasi ini akan disebarluaskan secara merata, baik di pabrik Sukoharjo, Semarang, maupun Boyolali, guna memastikan transparansi dan mengurangi kecemasan para pekerja.
Penutupan pabrik PT Sritex di Sukoharjo pada 1 Maret 2025 lalu, mengakibatkan PHK massal terhadap 10.669 karyawan. Data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa PHK terjadi secara bertahap pada Januari dan Februari 2025. Rinciannya sebagai berikut:
- Januari 2025: 1.065 karyawan PT. Bitratex Semarang
- Februari 2025:
- 8.504 karyawan PT. Sritex Sukoharjo
- 956 karyawan PT. Primayuda Boyolali
- 40 karyawan PT. Sinar Panja Jaya Semarang
- 104 karyawan PT. Bitratex Semarang
Jumlah PHK yang signifikan ini menjadi sorotan pemerintah, yang kemudian melakukan langkah cepat untuk mencari solusi. Komitmen pemerintah untuk membantu para pekerja Sritex menjadi titik terang di tengah kesulitan yang dihadapi oleh para buruh dan keluarga mereka. Respon cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi hak-hak pekerja dan menjaga stabilitas ekonomi di sektor industri tekstil.
Langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk memulihkan operasional PT Sritex masih menunggu pengumuman resmi dalam dua minggu ke depan. Namun, optimisme yang disampaikan oleh perwakilan serikat pekerja menunjukkan adanya harapan bagi para karyawan untuk dapat kembali bekerja dan membangun kehidupan mereka.
Pemerintah juga perlu memastikan proses reintegrasi karyawan berjalan lancar, termasuk pelatihan dan penyesuaian keterampilan agar karyawan dapat kembali produktif. Transparansi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah, manajemen, dan serikat pekerja menjadi kunci keberhasilan upaya pemulihan ini. Keberhasilan ini akan menjadi contoh bagi penanganan kasus serupa di masa mendatang dan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan pekerja.