Lonjakan Permintaan Keong Sawah di Banyumas Selama Ramadhan
Lonjakan Permintaan Keong Sawah di Banyumas Selama Ramadhan
Selama bulan Ramadhan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, permintaan akan keong sawah mengalami peningkatan drastis. Olahan keong sawah, yang biasanya sulit ditemukan, menjadi hidangan favorit berbuka puasa dan mendorong sejumlah pedagang untuk memanfaatkan peluang ini. Salah satu pedagang legendaris di Jalan Kauman Lama, Purwokerto, Chamlani (65), yang telah berjualan sejak tahun 1995, mencatat peningkatan penjualan yang signifikan. Jika biasanya hanya mampu menjual sekitar 10 kilogram keong sawah per hari, selama Ramadhan penjualannya meroket hingga 100 kilogram per hari. Hal ini menunjukkan peningkatan penjualan sebesar 10 kali lipat.
Chamlani menjelaskan proses pengolahan keong sawah yang cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Diawali dengan proses pembersihan yang teliti, melibatkan perendaman dan pencucian berulang kali untuk menghilangkan kotoran. Proses memasak, yang melibatkan racikan bumbu rempah khas, memerlukan waktu sekitar 3 jam, dilakukan dalam tiga gelombang mengingat besarnya jumlah keong yang diolah. Chamlani dan istrinya memulai proses memasak sejak pukul 05.00 WIB dan baru selesai pada pukul 12.00 WIB. Meskipun proses memasaknya memakan waktu lama, keong sawah hasil olahan Chamlani selalu habis terjual sebelum pukul 15.00 WIB. Hal ini menandakan tingginya permintaan masyarakat terhadap kuliner unik tersebut. Keong sawah tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp 50.000 per kilogram, juga tersedia dalam kemasan setengah kilogram (Rp 25.000) dan kemasan kecil (Rp 15.000).
Sumber keong sawah Chamlani berasal dari berbagai daerah, termasuk dari Kabupaten Purbalingga, serta terkadang dari Pekalongan dan Demak. Hal ini menunjukkan luasnya jangkauan distribusi untuk memenuhi permintaan pasar selama Ramadhan. Uniknya, kuliner ini tidak hanya diminati warga lokal Banyumas, tetapi juga menarik minat pemudik yang hendak pulang kampung setelah Lebaran. Wardani (33), salah satu warga Banyumas, mengatakan bahwa keong sawah telah menjadi menu wajib berbuka puasanya selama Ramadhan. Ia menggambarkan rasa keong sawah yang lezat dan cocok sebagai takjil atau camilan berbuka puasa. Peningkatan permintaan keong sawah ini menunjukkan bahwa kuliner lokal mampu menjadi daya tarik tersendiri, terutama pada momen-momen khusus seperti Ramadhan.
Berikut beberapa poin penting terkait lonjakan permintaan keong sawah:
- Peningkatan penjualan 10 kali lipat: Penjualan keong sawah meningkat drastis dari 10 kg menjadi 100 kg per hari selama Ramadhan.
- Proses pengolahan yang rumit: Membutuhkan waktu sekitar 3 jam, termasuk proses pembersihan dan memasak dalam tiga gelombang.
- Permintaan tinggi: Keong sawah selalu habis terjual sebelum pukul 15.00 WIB setiap harinya.
- Sumber pasokan beragam: Keong sawah didapatkan dari berbagai daerah, seperti Purbalingga, Pekalongan, dan Demak.
- Harga terjangkau: Keong sawah dijual dengan harga yang relatif terjangkau, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 50.000.
- Minat luas: Tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga pemudik dari luar daerah.
- Menu favorit Ramadhan: Keong sawah menjadi menu favorit berbuka puasa bagi banyak warga Banyumas.