Indonesia Diprediksi Jadi Produsen Beras Terbesar di ASEAN, Surplus Produksi Signifikan
Indonesia Menuju Swasembada Beras: Produksi Diprediksi Melonjak Lampaui Negara ASEAN Lainnya
Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus produksi beras yang signifikan pada musim tanam 2024/2025, berdasarkan laporan terbaru dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Laporan Rice Outlook April 2025 memproyeksikan produksi beras dalam negeri mencapai 34,6 juta ton, meningkat sekitar 600 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN, melampaui negara-negara pengekspor beras tradisional seperti Vietnam dan Thailand.
Proyeksi peningkatan produksi beras ini menjadi angin segar bagi upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Peningkatan produksi ini juga membalikkan tren sebelumnya, di mana Indonesia menjadi salah satu importir beras terbesar di dunia. Pada tahun 2023, Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras, terutama dari Thailand dan Vietnam. Dengan produksi yang meningkat, ketergantungan pada impor beras diharapkan dapat berkurang secara signifikan.
Rekor Serapan Beras oleh Bulog
Kabar baik juga datang dari Perum Bulog, yang mencatatkan rekor serapan beras dari petani lokal. Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan bahwa Bulog telah menyerap 2 juta ton beras hingga awal Mei 2025. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Bulog didirikan 57 tahun lalu, dan meningkatkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) menjadi 3,6 juta ton. Keberhasilan Bulog dalam menyerap hasil panen petani lokal merupakan langkah penting dalam menjaga stabilitas harga beras dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dampak pada Negara Pengekspor Beras
Peningkatan produksi beras di Indonesia diperkirakan akan berdampak pada negara-negara pengekspor beras di kawasan ASEAN. Thailand, yang sebelumnya menjadi eksportir utama, mengalami penurunan ekspor hingga 30% pada kuartal I 2025. Vietnam, yang juga merupakan pengekspor beras besar, menghadapi tekanan akibat persaingan harga dan hilangnya pasar Indonesia. Penurunan harga gabah domestik di Thailand bahkan memicu protes dari petani.
Vietnam sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan ini, termasuk mencari pasar ekspor baru di Timur Tengah dan Afrika, serta fokus pada ekspor beras premium. Persaingan di pasar beras global semakin ketat, dan negara-negara pengekspor beras perlu beradaptasi untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
Berikut adalah perbandingan produksi beras di beberapa negara ASEAN berdasarkan laporan USDA:
- Indonesia: 34,6 juta ton
- Vietnam: 26,5 juta ton
- Thailand: 20,1 juta ton
- Filipina: 12 juta ton
- Kamboja: 7,337 juta ton
- Laos: 1,8 juta ton
- Malaysia: 1,750 juta ton