Efisiensi Ungkap Tantangan Bus Listrik untuk Rute Antar Kota Jauh

Perusahaan Otobus (PO) Efisiensi, pionir dalam uji coba bus listrik untuk trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), mengungkapkan sejumlah tantangan terkait penggunaan armada ramah lingkungan tersebut untuk perjalanan jarak jauh. Setelah sukses menjajal rute Cilacap-Yogyakarta, Efisiensi masih ragu untuk memperluas jangkauan operasional bus listriknya.

Direktur PT Efisiensi Putra Utama, Ervinda Salsabila, menjelaskan bahwa rencana uji coba selanjutnya masih akan difokuskan pada rute-rute menengah di sekitar Yogyakarta, Cilacap, bahkan hingga Malang. Kendala utama terletak pada keterbatasan daya tahan baterai bus listrik yang saat ini tersedia.

"Untuk rute panjang belum memungkinkan. Jangkauan baterai bus listrik masih terbatas di angka 400 kilometer, dan efektifnya bahkan di bawah itu," ujar Ervinda.

Uji coba sebelumnya, yang berlangsung selama sebulan, menunjukkan bahwa bus listrik mampu menempuh rute Cilacap-Yogyakarta dengan sisa baterai antara 50 hingga 60 persen. Namun, jarak tempuh yang lebih jauh memerlukan infrastruktur pengisian daya yang memadai, yang saat ini masih menjadi isu krusial.

Ervinda menambahkan, Kalista, perusahaan penyewaan armada yang bekerja sama dengan Efisiensi dalam uji coba ini, berencana untuk melakukan uji coba serupa dengan PO Sumber Alam pada rute Yogyakarta-Jakarta. Hasil dari uji coba tersebut akan menjadi pertimbangan bagi Efisiensi untuk menjajaki rute yang lebih panjang.

Sementara itu, Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam, mengungkapkan bahwa uji coba bus listriknya akan mengambil jalur selatan Jawa yang dikenal lebih menantang. Rute ini dipilih karena minimnya infrastruktur pengisian daya, sehingga menjadi ujian sesungguhnya bagi kemampuan bus listrik.

"Banyak yang mengira kami akan melewati jalur utara (Tol TransJawa) karena infrastrukturnya lebih lengkap. Tapi kami ingin mencoba jalur selatan, yang akan menjadi pengalaman luar biasa," kata Anthony.

Secara geografis, jalur Tol TransJawa sebenarnya lebih panjang karena harus melalui Kertasura. Namun, ketersediaan tempat pengisian daya di jalur selatan masih sangat terbatas, sehingga menjadi tantangan tersendiri.

"Jika jalur selatan bisa dilalui, maka jalur tol (TransJawa) seharusnya tidak menjadi masalah," pungkas Anthony, optimis dengan potensi bus listrik untuk melayani rute-rute jarak jauh di masa depan.