Piala Dunia 2026: Trump Redam Kekhawatiran Dampak Kebijakan Kontroversial
Persiapan Piala Dunia 2026 di Tengah Isu Kebijakan Kontroversial Trump
Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada menjadi sorotan, terutama terkait potensi dampak kebijakan kontroversial mantan Presiden AS, Donald Trump. Kekhawatiran muncul mengingat rekam jejak Trump yang kerap berselisih dengan Meksiko dan Kanada, menimbulkan pertanyaan apakah kebijakannya dapat mengganggu kelancaran turnamen akbar tersebut.
Trump, dalam sebuah kesempatan, menepis kekhawatiran tersebut. Ia membantah adanya masalah antara pemerintahannya dengan negara-negara tetangga di utara dan selatan. Meskipun demikian, sejak kembali menjabat, Trump telah memicu perang dagang dengan berbagai negara, termasuk Kanada dan Meksiko. Bahkan, ia pernah menyatakan keinginannya untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-51.
Kendati demikian, Trump menegaskan bahwa persiapan Piala Dunia 2026 seharusnya tidak terhambat. Ia mengklaim tidak ada ketegangan antara AS dengan kedua negara tersebut. Trump berpendapat bahwa kedua negara hanya perlu memberikan kontribusi finansial yang lebih besar, dan menurutnya, Kanada dan Meksiko memahami hal ini.
Trump juga menyatakan hubungannya dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, sangat baik, serta memiliki hubungan yang positif dengan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum. Ia mengungkapkan bahwa turnamen tersebut telah dibahas bersama Carney selama kunjungan perdana menteri, dan kerja sama antara ketiga tuan rumah Amerika Utara berjalan dengan baik.
Pesan utama dari pertemuan tersebut adalah komitmen pemerintahan Trump untuk menyelenggarakan turnamen yang sukses. Trump menyampaikan kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino, bahwa tujuannya adalah menyelenggarakan Piala Dunia yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini termasuk penyediaan dana federal untuk keamanan di kota-kota tuan rumah, dengan alasan bahwa manfaat ekonomi dari turnamen akan jauh lebih besar daripada investasi federal apa pun.
Pemerintah juga menekankan keinginan agar para pengunjung dari seluruh dunia datang ke Amerika untuk menikmati perayaan dan pertandingan, namun diharapkan untuk kembali ke negara asal setelahnya. Wakil Presiden AS, Vance, menyatakan bahwa mereka ingin para pengunjung merayakan dan menonton pertandingan, tetapi harus pulang saat waktunya habis. Jika tidak, mereka harus berurusan dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang bertanggung jawab atas deportasi.
Menteri Transportasi, Sean Duffy, menggembar-gemborkan gagasan untuk mendorong perjalanan darat sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Amerika ke-250 pada tahun 2026. Ia mengimbau para pengunjung untuk melihat negara hebat ini, tetapi tidak melebihi batas visa mereka atau tinggal terlalu lama.
Penunjukan Andrew Giuliani dalam Gugus Tugas Piala Dunia 2026
Menjelang pertemuan tersebut, Trump mengumumkan penunjukan Andrew Giuliani, putra mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, sebagai direktur eksekutif Gugus Tugas Kepresidenan untuk Piala Dunia 2026. Carlos Cordeiro, mantan presiden Federasi Sepak Bola Amerika Serikat dan penasihat senior di FIFA, akan menjabat sebagai penasihat senior Giuliani.
Giuliani, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten khusus presiden dan direktur asosiasi Kantor Penghubung Publik di pemerintahan Trump, akan membantu mengoordinasikan masuknya kembali atlet profesional asing yang bekerja di AS selama pandemi Covid-19 tahun 2020. Trump memuji Giuliani sebagai pribadi yang kompetitif dan pegolf yang ulung.
Gugus tugas ini sebagian besar terdiri dari anggota Kabinet Trump, dengan Vance sebagai wakil ketua. Anggota gugus tugas lainnya termasuk Senator GOP Shelley Moore Capito dan Todd Young, Perwakilan Darin LaHood dan Bryan Steil.