Inovasi Pelajar Kalteng: Air Gambut sebagai Sumber Energi Alternatif
Kalimantan Tengah, wilayah yang kaya akan lahan gambut, kembali menorehkan prestasi di bidang inovasi energi. Dua siswi SMA Negeri 2 Sampit, Putri Nazwa dan Syarifah Nayla, berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Gambut (PLTAG) sebagai solusi energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Berawal dari keprihatinan akan potensi besar air gambut yang belum dimanfaatkan secara optimal, kedua siswi ini berinisiatif melakukan penelitian dan percobaan. Dengan peralatan sederhana, mereka merancang prototipe PLTAG yang mampu menghasilkan energi listrik dari air gambut.
Cara Kerja PLTAG
Prototipe PLTAG yang mereka ciptakan berbentuk kotak persegi panjang yang diisi dengan air gambut. Di dalam kotak tersebut, terdapat lempengan seng dan tembaga yang berfungsi sebagai elektroda. Reaksi kimia antara air gambut dan kedua logam tersebut menghasilkan tegangan listrik.
- Bahan Baku Utama: Air Gambut (2,5 liter per kotak)
- Elektroda: 14 lempengan seng dan 14 lempengan tembaga (ukuran 10x10 cm)
Tegangan yang dihasilkan oleh prototipe PLTAG ini mencapai 16-17 volt, cukup untuk menyalakan lampu LED 12 volt selama 7 hingga 10 hari. Nazwa menjelaskan bahwa kunci keberhasilan inovasi ini terletak pada pemanfaatan sifat asam air gambut yang mampu menghasilkan reaksi elektrokimia dengan logam.
Syarifah menambahkan bahwa potensi pengembangan PLTAG di Kalimantan sangat besar, mengingat ketersediaan air gambut yang melimpah. Data menunjukkan bahwa Kalimantan memiliki sekitar 414 triliun liter air gambut yang tersebar di lahan seluas 4 juta hektare. Hal ini menjadikan PLTAG sebagai solusi energi yang sangat relevan untuk wilayah Kalimantan dan daerah lain dengan sumber daya gambut yang serupa.
Dukungan dari Pemerintah Daerah
Inovasi PLTAG ini mendapat apresiasi dari Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo. Beliau memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan PLTAG dan menantang kedua siswi untuk menyempurnakan prototipe tersebut.
"Supaya tidak ganti lagi air gambutnya secara manual di dalamnya (kotak), saya minta supaya di sini nanti dibolongin (kedua sisi) jadi ada arus masuk, air (gambut) keluar. Sehingga nanti tinggal diletakkan di air karena dia mengapung, saya minta dua buah lampu yang hidup. Bisa? saya kasih tantangan," kata Reza.
Reza juga menjanjikan bahwa pemerintah daerah akan membantu mendaftarkan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) atas temuan PLTAG ini dan memfasilitasi komersialisasi produk tersebut. Ia berharap inovasi ini dapat memotivasi generasi muda Kalimantan Tengah untuk terus berkreasi dan berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Inovasi PLTAG oleh Putri Nazwa dan Syarifah Nayla merupakan contoh nyata bagaimana potensi sumber daya alam lokal dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah energi. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, PLTAG berpotensi menjadi solusi energi alternatif yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Kalimantan Tengah.