Insiden di Alun-alun Lumajang: Pedagang Es Krim Mengaku Jadi Korban Kekerasan Diduga oleh Oknum Satpol PP
Pedagang Es Krim di Lumajang Melapor Dugaan Kekerasan oleh Oknum Satpol PP
Seorang pedagang es krim bernama Misrat, warga Tegalciut, Klakah, Lumajang, melaporkan dugaan tindakan kekerasan yang dialaminya ke Polres Lumajang. Insiden ini terjadi di kawasan Alun-alun Lumajang pada Minggu (11/5/2025) pagi, dan diduga melibatkan oknum dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lumajang.
Menurut laporan yang diterima pihak kepolisian, Misrat mengalami luka robek di bagian pipi kiri yang memerlukan tindakan medis berupa jahitan. Selain itu, terdapat juga luka lebam pada wajahnya. Kasatreskrim Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata, membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan bahwa korban telah menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
"Benar, laporan baru saja kami terima. Kejadiannya tadi pagi, dan korban sudah divisum," ujar AKP Pras Ardinata melalui sambungan telepon. Pihaknya masih mendalami kronologi kejadian berdasarkan keterangan korban, yang menyebutkan bahwa tindakan kekerasan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu orang. Namun, identitas pelaku belum diketahui pasti karena korban tidak sempat melihat nama pada seragam yang dikenakan.
"Korban mengaku tidak sempat melihat tulisan pada seragam pelaku, tetapi ia mengingat wajah-wajah petugas Satpol PP tersebut," imbuh AKP Pras Ardinata. Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut dan berencana untuk memanggil oknum Satpol PP yang diduga terlibat untuk dimintai keterangan.
Bantahan dari Satpol PP Lumajang
Sementara itu, Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Lumajang, Mochammad Chaidir Sholeh, membantah tuduhan adanya pengeroyokan oleh anggotanya. Ia menjelaskan bahwa luka yang dialami korban kemungkinan disebabkan oleh insiden tidak sengaja, di mana Handy Talkie (HT) yang dibawa oleh petugas menyenggol korban.
"Jika itu pengeroyokan, pasti ada banyak saksi. Kemungkinan besar, saat petugas membawa HT, tidak sengaja menyenggol korban, dan hal itu disalahartikan sebagai pengeroyokan," jelas Mochammad Chaidir Sholeh.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intensif oleh pihak kepolisian. Keterangan dari berbagai pihak, termasuk korban, saksi, dan oknum Satpol PP yang diduga terlibat, akan dikumpulkan untuk mengungkap fakta sebenarnya. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwajib.
Perkembangan selanjutnya akan terus kami informasikan.