Sri Mulyani Waspadai Dampak Ekonomi Global terhadap Investasi Hijau
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif pelemahan ekonomi global terhadap transisi energi dan investasi hijau. Kekhawatiran ini diungkapkan dalam pertemuan dengan Utusan Khusus Inggris untuk Iklim, Rachel Kyte, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, di kantor Kementerian Keuangan.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyoroti bagaimana disrupsi rantai pasok global dan ketidakpastian ekonomi dapat menghambat upaya transisi energi. Ia menjelaskan bahwa di tengah tantangan ekonomi, investasi dalam energi hijau berisiko mengalami penurunan, yang pada gilirannya dapat memperlambat proses transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Sri Mulyani menekankan urgensi untuk mengatasi masalah ini, mengingat dampak perubahan iklim yang semakin terasa. Keterlambatan dalam transisi energi dapat memperpanjang ketergantungan pada energi tak terbarukan seperti batu bara, yang akan memperburuk dampak lingkungan. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kunjungan Rachel Kyte dan Dominic Jermey, serta diskusi yang konstruktif mengenai isu-isu penting terkait iklim dan ekonomi global.
Secara lebih rinci, beberapa poin yang menjadi perhatian utama dalam diskusi tersebut meliputi:
- Disrupsi Rantai Pasok: Gangguan pada rantai pasok global dapat menghambat ketersediaan dan keterjangkauan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk transisi energi.
- Penurunan Investasi Hijau: Kondisi ekonomi yang lemah dapat menyebabkan penurunan investasi pada proyek-proyek energi terbarukan, karena investor menjadi lebih berhati-hati dan memilih investasi yang lebih aman.
- Ketergantungan pada Energi Fosil: Perlambatan transisi energi dapat memperpanjang ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang akan meningkatkan emisi gas rumah kaca dan mempercepat perubahan iklim.
Sri Mulyani juga menekankan perlunya kerjasama internasional untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Ia menyerukan agar negara-negara di dunia bekerja sama untuk memastikan bahwa transisi energi tetap menjadi prioritas, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat dialog dan kerjasama antara Indonesia dan Inggris dalam mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.