Panduan Bagi Wisatawan: Menikmati Kirab Waisak Borobudur dengan Khidmat

Perayaan Waisak, khususnya kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, merupakan momen sakral dan penuh makna bagi umat Buddha. Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung prosesi ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar dapat menikmati acara dengan khidmat dan tidak mengganggu jalannya ibadah.

Persiapan dan Rute Kirab

Kemeriahan kirab Waisak sudah terasa sejak pagi hari di Candi Mendut. Umat Buddha melakukan berbagai ritual dan doa sebagai persiapan sebelum mengikuti arak-arakan menuju Candi Borobudur. Kirab dimulai pada pukul 14.00 WIB, dengan membawa api dharma Mrapen dan air berkah Jumprit sebagai simbol penting dalam perayaan Waisak.

Koordinator Acara Waisak Nasional, Yandi, menjelaskan bahwa arak-arakan ini melibatkan sekitar 30 mobil hias yang mewakili berbagai majelis. Umat Buddha membawa persembahan berupa hasil bumi sebagai simbol harapan dan doa untuk bangsa. Simbol-simbol seperti Pancasila dan Roda Dharma juga turut dibawa dalam prosesi ini.

Pesan untuk Wisatawan

Yandi berpesan kepada para wisatawan yang hadir untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama perayaan Waisak. Beberapa imbauan penting meliputi:

  • Menjaga barang bawaan masing-masing.
  • Turut serta menjaga keamanan dan ketertiban acara.
  • Mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan Candi Borobudur.

Detik-Detik Waisak dan Pelepasan Lampion

Momen detik-detik Waisak, yang jatuh pada pukul 23.55.29 WIB, merupakan waktu terjadinya tiga peristiwa agung: kelahiran Pangeran Siddhattha Gotama, pencapaian Pencerahan Sempurna, dan kewafatan Buddha Gotama. Tradisi ini merupakan kekhasan perayaan Waisak di Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1932 oleh Theosofische Vereniging di Candi Borobudur.

Setelah detik-detik Waisak, acara dilanjutkan dengan pelepasan lampion di pelataran Candi Borobudur. Panitia menyediakan dua jalur bagi peserta untuk menuju lokasi:

  • Jalur Hijau (EV Wara Wiri): Menggunakan kendaraan shuttle dari titik masuk menuju Marga Utama.
  • Jalur Kuning (Pejalan Kaki): Bagi yang ingin berjalan kaki, ikuti petunjuk arah menuju Marga Utama.

Aturan Bagi Peserta Pelepasan Lampion

Selain jalur masuk, peserta pelepasan lampion juga wajib mematuhi beberapa aturan, termasuk:

  • Wajib menggunakan pakaian putih dan sopan.
  • Menjaga ketenangan selama acara berlangsung.
  • Membuang sampah pada tempatnya.
  • Mengawasi anak-anak dengan seksama.
  • Lansia dan penyandang disabilitas akan ditempatkan di area khusus.
  • Datang tepat waktu dan menggunakan tagar #WaisakdiBorobudur di media sosial.
  • Membawa air minum dalam tumbler.

Larangan:

  • Membawa makanan dan minuman di area lampion.
  • Memanjat pagar pembatas.
  • Merokok.
  • Membawa senjata tajam.
  • Membawa obat-obatan terlarang.
  • Menerbangkan drone tanpa izin.
  • Memasuki area penerbangan lampion tanpa tiket.
  • Menggunakan payung di area Waisak dan Lampion.
  • Mengambil foto secara langsung dan dekat ke arah Bhikkhu yang sedang beribadah.
  • Membawa air minum dalam botol kemasan.

Dengan memahami dan mematuhi panduan ini, wisatawan dapat menikmati kirab Waisak dan seluruh rangkaian acara di Candi Borobudur dengan khidmat, aman, dan menghormati kesakralan perayaan bagi umat Buddha.