Trio WNA Diringkus di Singapura atas Dugaan Pembobolan Rumah Mewah

Otoritas Singapura berhasil membekuk tiga warga negara asing (WNA) yang diduga kuat terlibat dalam serangkaian aksi pembobolan rumah mewah di kawasan elit Bukit Timah. Penangkapan ini menyusul laporan mengenai serangkaian pencurian yang menyasar kediaman mewah di area tersebut.

Ketiga tersangka diidentifikasi sebagai Hernando Giraldo Franco (berkewarganegaraan Spanyol-Kolombia), Hector Danial Garcia Iglesias (berkewarganegaraan Meksiko), dan Mateo Andres Garces Murillo (berkewarganegaraan Meksiko-Kolombia). Masing-masing kini menghadapi dakwaan terkait tindak pidana pencurian dengan pemberatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, komplotan ini diduga melakukan aksinya di tiga lokasi berbeda:

  • Sebuah rumah di kawasan Cluny Park, yang dilaporkan pada tanggal 9 Mei sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
  • Sebuah rumah di Dunearn Close, yang dilaporkan pada tanggal 10 Mei sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
  • Sebuah rumah di Eng Neo Avenue, yang dilaporkan pada tanggal 10 Mei sekitar pukul 21.30 waktu setempat.

Dari hasil investigasi, para pelaku berhasil menggasak sejumlah barang berharga, termasuk perhiasan mewah dengan nilai total mencapai US$ 421.300 atau setara dengan Rp 7 miliar. Selain itu, mereka juga mencuri jam tangan antik merek Mont Blanc Men dan Breguet Men dengan perkiraan nilai US$ 58.000 atau sekitar Rp 965 juta, serta sebuah jam tangan Cartier senilai US$ 80.000 atau setara dengan Rp 1,3 miliar.

Penangkapan para tersangka dilakukan secara terpisah. Hernando dan Hector berhasil diamankan di Jalan Kubor, sementara Mateo ditangkap di Tyrwhitt Road pada tanggal 11 Mei. Penangkapan ini merupakan hasil kerja keras pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan intensif, termasuk meninjau rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian.

Dalam penggerebekan, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti yang mengindikasikan keterlibatan para tersangka dalam aksi pencurian tersebut. Barang bukti yang diamankan antara lain sebuah mobil yang diduga digunakan untuk transportasi, gergaji mesin bundar yang diduga digunakan untuk membobol rumah, berbagai perhiasan mewah hasil curian, serta uang tunai dalam berbagai mata uang dengan total nilai lebih dari US$ 18.000 atau sekitar Rp 299 juta.

Menurut keterangan pihak kepolisian, ketiga WNA tersebut memasuki Singapura secara terpisah dalam kurun waktu dua minggu terakhir dengan menggunakan izin kunjungan sosial. Namun, kedatangan mereka ternyata memiliki motif tersembunyi, yaitu melakukan serangkaian perampokan yang menyasar rumah-rumah mewah.

Dalam persidangan, Hector dan Mateo menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan mereka dan menyatakan niat untuk mengembalikan seluruh barang curian kepada para korban. Hector bahkan mengaku telah memberikan informasi kepada petugas investigasi mengenai keberadaan sisa barang curian yang belum ditemukan. Ia juga mengungkapkan penyesalannya atas tindakan yang telah dilakukannya, dengan alasan masalah keluarga dan kesulitan ekonomi di negara asalnya.

Hector juga mempertanyakan mengenai ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun yang mungkin diterimanya, dengan alasan bahwa hukuman tersebut terlalu berat mengingat ia masih memiliki keluarga, anak, dan cucu yang harus dinafkahi.

Saat ini, ketiga tersangka masih ditahan di Singapura sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. Pihak kepolisian juga masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan para tersangka dalam kasus kejahatan lain. Jika terbukti bersalah, mereka akan menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda sesuai dengan hukum yang berlaku di Singapura.