Jakarta Tuan Rumah Konferensi Parlemen OKI ke-19, Fokus Bahas Isu Global dan Penguatan Peran Parlemen

Jakarta menjadi pusat perhatian dunia Islam dengan digelarnya Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19, atau Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Acara penting ini berlangsung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, dari tanggal 12 hingga 15 Mei 2025. Konferensi ini dihadiri oleh delegasi parlemen dari 37 negara anggota OKI, menandai momentum penting bagi diplomasi parlemen di tingkat global.

Agenda utama konferensi PUIC ke-19 mencakup serangkaian diskusi mendalam mengenai isu-isu krusial yang dihadapi oleh negara-negara anggota OKI dan umat Islam di seluruh dunia. Sesi Parlemen Perempuan Muslim menjadi salah satu agenda penting pada hari pertama, diikuti dengan berbagai rapat komite yang membahas isu-isu spesifik. Pembukaan resmi sidang paripurna Konferensi PUIC ke-19 akan dilakukan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, pada hari Rabu (14/5). Selain itu, delegasi DPR RI juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan parlemen dari negara-negara sahabat untuk memperkuat kerja sama dan koordinasi.

Konferensi PUIC ke-19 mengusung tema sentral 'Tata Kelola yang Baik dan Kelembagaan yang Kuat sebagai Pilar Ketahanan' (Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience). Tema ini mencerminkan komitmen DPR RI untuk mempromosikan nilai-nilai tata kelola yang baik dan memperkuat institusi sebagai fondasi utama bagi ketahanan global. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menekankan pentingnya peran strategis Indonesia sebagai pusat diplomasi parlemen dunia Islam dalam mencapai tujuan ini.

Dalam rapat-rapat yang telah berlangsung, para delegasi membahas berbagai isu mendesak, termasuk:

  • Penguatan peran parlemen melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
  • Pencarian solusi untuk konflik berkepanjangan, seperti yang terjadi di Palestina.
  • Penanganan perubahan iklim dan dampaknya terhadap negara-negara anggota OKI.
  • Upaya mengatasi ketimpangan ekonomi dan krisis kepercayaan publik terhadap institusi negara.
  • Perlindungan terhadap kelompok masyarakat rentan dan suara-suara yang terpinggirkan.

Secara khusus, delegasi DPR RI mengecam keras tindakan Israel yang terus memperluas pemukiman ilegal dan melakukan genosida sistematis di Gaza. Indonesia mendesak seluruh anggota PUIC untuk mengambil tindakan nyata melalui diplomasi parlementer, solidaritas kemanusiaan, dan dukungan terhadap proses hukum internasional guna menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel.

Lebih lanjut, konferensi ini diharapkan dapat menjembatani perdamaian bagi negara-negara yang saat ini terlibat dalam konflik, termasuk India-Pakistan dan Ukraina-Rusia. DPR RI juga mengangkat isu-isu krusial lainnya, seperti pentingnya dukungan kolektif terhadap kemerdekaan Palestina, penguatan kerja sama ekonomi Islam, perlindungan komunitas Muslim minoritas, dan pemberdayaan perempuan di parlemen. Konferensi PUIC ke-19 diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret dan langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan-tantangan global yang dihadapi oleh negara-negara anggota OKI dan umat Islam di seluruh dunia.