Dua Calon Haji Kalimantan Tengah Gagal Terbang Akibat Tuberkulosis yang Tidak Terkontrol
Ibadah haji merupakan impian setiap muslim di seluruh dunia, namun sayangnya tidak semua calon jemaah dapat mewujudkan impian tersebut. Dua calon jemaah haji asal Kalimantan Tengah (Kalteng) harus menelan pil pahit karena gagal berangkat ke tanah suci Mekkah. Penyebabnya adalah penyakit tuberkulosis (TBC) yang mereka derita dan diperparah dengan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan.
Kabar duka ini disampaikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kalteng. Mereka menekankan pentingnya bagi para calon jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit bawaan untuk disiplin mengonsumsi obat secara teratur. Hal ini krusial demi menjaga kondisi kesehatan dan keberhasilan proses penyembuhan, sehingga mereka memenuhi syarat kesehatan untuk melaksanakan ibadah haji.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalteng, Hasan Basri, kedua calon jemaah haji tersebut adalah Muhammad Saberan dari Kota Palangka Raya dan Masniah Nutuh dari Kabupaten Barito Selatan. Keduanya didiagnosis menderita TBC, namun sayangnya mereka tidak rutin mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Akibatnya, penyakit TBC mereka menjadi aktif dan membahayakan kesehatan mereka sendiri maupun orang lain.
"Kasus keduanya adalah TBC yang tidak terkontrol akibat putus obat. Selain kedua jemaah tersebut, terdapat dua calon jemaah haji lain yang batal berangkat karena harus mendampingi kedua penderita TBC tersebut. Mereka adalah Ainun Jariyah asal Palangka Raya dan Khairani Syarkawi asal Barito Selatan," jelas Hasan Basri.
Keputusan untuk tidak memberangkatkan kedua calon jemaah haji tersebut diambil setelah mereka menjalani pemeriksaan kesehatan terakhir di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kedua calon jemaah haji tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan untuk terbang karena TBC aktif yang mereka derita.
"Hasil pemeriksaan di daerah menunjukkan bahwa jemaah tersebut menderita TBC aktif, sehingga harus menjalani terapi pengobatan TBC selama 6 bulan. Setelah satu bulan terapi, jemaah akan dievaluasi melalui TCM (tes cepat molekuler) dan jika hasilnya negatif, maka jemaah tersebut dapat dinyatakan istithaah (mampu) dengan pendampingan obat. Namun, obat harus terus diminum hingga dinyatakan sembuh," imbuh Hasan Basri.
Hasan Basri juga menjelaskan bahwa selain melihat hasil pemeriksaan terakhir sebelum keberangkatan, petugas kesehatan juga menanyakan kepada calon jemaah haji yang memiliki riwayat TBC, apakah mereka membawa dan mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) secara teratur. Dalam kasus kedua calon jemaah haji tersebut, mereka mengaku tidak meminum obat dan tidak membawanya karena merasa sehat dan obatnya terlalu banyak.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di RS Idaman Banjarbaru, hasil rontgen menunjukkan adanya bercak pada paru-paru kedua calon jemaah haji tersebut. Meskipun hasil TCM negatif, namun berdasarkan hasil rontgen, mereka tetap dinyatakan menderita TBC Klinis. Karena sudah putus obat, mereka harus memulai kembali pengobatan antituberkulosis (OAT) secara teratur.
Hasan Basri menegaskan bahwa TBC merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu syarat istithaah kesehatan dan laik terbang. Setiap jemaah haji yang masih dalam pengobatan TBC wajib mengonsumsi obat secara rutin dan tidak terputus, karena kuman TBC masih ditemukan dalam tubuh mereka. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan resistensi obat, sehingga bakteri TBC menjadi lebih sulit diobati dan dapat menyebar ke orang lain.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh calon jemaah haji asal Kalteng. Hasan Basri mengimbau kepada seluruh calon jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit atau sedang dalam tahap penyembuhan, agar selalu mematuhi anjuran dokter atau tim kesehatan yang bertugas saat proses pemeriksaan kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan kesehatan serta keselamatan seluruh jemaah haji.
Berikut adalah point penting dalam berita:
- Dua jemaah haji asal Kalimantan Tengah gagal berangkat karena TBC.
- Jemaah tidak rutin minum obat TBC.
- Pentingnya mematuhi anjuran dokter bagi jemaah dengan riwayat penyakit.
- TBC menular dan syarat istithaah kesehatan.
- Akibat putus obat, pengobatan TBC harus diulang.
Daftar Kata Penting:
- Jemaah Haji
- TBC
- Kalimantan Tengah
- Gagal Berangkat
- Putus Obat
- Istithaah Kesehatan
- Pemeriksaan Kesehatan
- Obat Antituberkulosis