Tragedi Ledakan Amunisi di Garut: Investigasi Intensif Dilakukan, TNI AD Bertanggung Jawab Penuh Atas Dampak
Insiden ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat, saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa terus menjadi perhatian utama. TNI Angkatan Darat (AD) telah mengumumkan kelanjutan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti tragedi yang menelan korban jiwa ini.
Proses investigasi yang sempat terhenti sementara, kembali dilanjutkan dengan penyisiran area kejadian pada Selasa (13/5/2025) pagi. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyampaikan bahwa penghentian sementara dilakukan karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan penyisiran di malam hari. Tim investigasi kembali diterjunkan untuk melanjutkan pencarian bukti dan informasi yang relevan.
Sebagai bentuk tanggung jawab, TNI AD menyatakan akan menanggung penuh segala dampak yang timbul akibat ledakan tersebut, termasuk membantu proses penanganan dan pemakaman seluruh korban, baik dari kalangan militer maupun masyarakat sipil. Empat personel TNI AD gugur dalam insiden ini, yaitu Kolonel Cpm Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan. Jenazah para prajurit tersebut telah disemayamkan di lokasi berbeda sebelum dimakamkan di kampung halaman masing-masing. Kolonel Antonius disemayamkan di Bekasi dan diterbangkan ke Sleman, Yogyakarta. Mayor Anda Rohanda diberangkatkan ke Cileunyi, Bandung, Kopda Eri Prambodo ke Temanggung, Jawa Tengah, dan Pratu Afrio Setiawan diterbangkan ke Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Bagi korban dari masyarakat sipil, TNI AD melalui Kodam III/Siliwangi, Korem 062/Tarumanagara, dan Kodim Garut akan memberikan pendampingan dan bantuan penuh dalam proses pemakaman. Jenazah akan diserahkan kepada pihak keluarga setelah mendapat izin dari tim medis, untuk kemudian dimakamkan di pemakaman umum setempat.
Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologi kejadian, bahwa ledakan terjadi di salah satu lubang amunisi afkir yang sedang dalam proses pemusnahan. Sebelum kejadian, tim dari Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI AD telah melakukan pengecekan prosedur dan lokasi pada Senin pagi. Pengecekan awal menunjukkan bahwa personel dan lokasi dalam keadaan aman. Setelah itu, tim penyusun amunisi memulai persiapan pemusnahan di dua lubang sumur yang telah disiapkan. Peledakan di dua lubang tersebut berjalan lancar dan aman.
Namun, tragedi terjadi saat tim penyusun amunisi memproses detonator di lubang sumur ketiga yang diperuntukkan bagi penghancuran detonator dan sisa amunisi tidak layak pakai. Ledakan tiba-tiba terjadi dari dalam lubang, mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Daftar korban meninggal dunia meliputi:
- Kolonel Cpl. Antonius Hermawan
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Kopda Eri Triambodo
- Pratu Aprio Seriawan
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Anwar
- Iyus bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Totok
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
TNI AD menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kejadian ini dan berjanji untuk menginvestigasi secara menyeluruh guna mengungkap penyebab utama ledakan. Investigasi ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan standar keamanan yang lebih ketat dalam proses pemusnahan amunisi.