DKI Jakarta Gencarkan Program Perumahan Rakyat: Pembangunan dan Revitalisasi Rusunawa Jadi Prioritas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kualitas hidup warganya melalui penyediaan hunian yang layak dan terjangkau. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan mempercepat pembangunan dan revitalisasi Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di berbagai wilayah ibukota.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, baru-baru ini mengumumkan rencana strategis untuk membangun dua rusunawa baru dan merevitalisasi Rusunawa Marunda yang berlokasi di Jakarta Utara. Pengumuman ini disampaikan saat peresmian Rusunawa Jagakarsa di Jakarta Selatan, sebuah momen yang menandai komitmen pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat.

"Pembangunan berikutnya akan difokuskan di Rorotan dan Padat Karya, selain itu, kita juga akan melakukan revitalisasi Rusun Marunda," ujar Pramono kepada awak media usai peresmian Rusunawa Jagakarsa. Langkah ini merupakan respons terhadap kebutuhan mendesak akan hunian yang layak, terutama bagi warga berpenghasilan rendah.

Fokus utama saat ini adalah wilayah Jakarta Utara, dimana Rusunawa Rorotan dan Rusunawa Padat Karya telah memiliki beberapa tower yang berdiri. Berdasarkan data dari Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Rusunawa Rorotan saat ini memiliki 4 tower dengan total 1.023 unit, masing-masing unit memiliki luas 36,6 meter persegi. Sementara itu, Rusunawa Padat Karya terdiri dari 1 tower dengan 377 unit, dengan luas setiap unit mencapai 36 meter persegi.

Namun, tantangan terbesar terletak pada revitalisasi Rusunawa Marunda. Pada tahun sebelumnya, beberapa tower di Rusunawa Marunda telah dikosongkan karena mengalami kerusakan parah akibat penjarahan. Klaster C Rusunawa Marunda bahkan telah dikosongkan sejak akhir 2023. Tindakan vandalisme dan penjarahan telah menyebabkan hilangnya berbagai fasilitas penting seperti kloset, pintu, jendela, besi, kabel, dan toren air.

Kondisi ini memaksa warga Rusunawa Marunda untuk direlokasi ke rusun lain. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa lima bangunan di Klaster C Rusunawa Marunda tidak lagi layak huni sejak tahun 2021. Puncaknya, pada Agustus 2023, atap bangunan roboh, sehingga evakuasi warga menjadiPrioritas.

"Berdasarkan hasil penelitian BRIN, bangunan tersebut dinyatakan tidak layak huni sejak 2021, dan pada Agustus 2023 terjadi roboh atap. Kami segera evakuasi warga ke Rusun Padat Karya," jelas Uye Yayat Dimiyati, mantan Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II.

Rusunawa Marunda memang telah direncanakan untuk dibangun ulang pada tahun 2025. Rencana pembangunan dan revitalisasi rusun ini merupakan bagian integral dari komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan hunian yang layak bagi seluruh warganya.

"Pemerintah DKI akan terus melanjutkan pembangunan rumah susun, karena ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk menyediakan rumah yang layak huni," tegas Pramono. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kualitas hidup warga Jakarta dan menciptakan lingkungan hunian yang lebih baik.

Rincian Lokasi dan Jumlah Unit:

  • Rusunawa Rorotan: 4 tower, 1.023 unit (36,6 meter persegi per unit)
  • Rusunawa Padat Karya: 1 tower, 377 unit (36 meter persegi per unit)
  • Rusunawa Marunda: Revitalisasi total

Inisiatif ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi masalah perumahan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh warganya.