Pemkot Semarang Intensifkan Penanganan Banjir dengan Pompa Portabel di Lokasi Strategis
Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak Senin malam lalu menyebabkan sejumlah titik tergenang air. Pemerintah Kota Semarang bergerak cepat mengatasi persoalan ini dengan mengerahkan sejumlah pompa portabel di titik-titik strategis yang mengalami banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Soewarto, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mempercepat proses penyurutan air, terutama di lokasi-lokasi vital seperti depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung dan kawasan Gebangsari. Dua unit pompa portabel dikerahkan, dengan satu unit berukuran 8 inci ditempatkan di depan RSI Sultan Agung dan satu unit lainnya di Gebangsari.
Fokus utama dari penempatan pompa portabel ini adalah untuk mempercepat aliran air dari jalan-jalan yang tergenang menuju saluran pembuangan yang ada. Hingga Selasa sore, upaya ini membuahkan hasil positif, dengan genangan air yang mulai surut dan hanya tersisa di tepi jalan. Arus lalu lintas pun berangsur-angsur kembali normal.
Selain penanganan jangka pendek, Pemkot Semarang juga memberikan dukungan penuh terhadap proyek pengendalian banjir yang tengah dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Alam (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Proyek “Pengendalian Banjir Sistem Tenggang–Sringin Tahap I” ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir di wilayah yang lebih luas.
Proyek yang dimulai pada 3 Maret 2025 dan direncanakan selesai pada 20 Februari 2027 ini, menargetkan pengurangan risiko banjir di area seluas lebih dari 4.000 hektar yang meliputi Kecamatan Pedurungan, Gayamsari, dan Genuk. Pemerintah Kota Semarang menyadari bahwa penanganan banjir membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak dan pendekatan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani telah mengeluarkan peringatan potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Semarang. Selain curah hujan yang tinggi, kapasitas pompa di Kali Tenggang yang terbatas juga menjadi faktor yang memperlambat proses penyurutan air.
Pemerintah Kota Semarang terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama selama musim penghujan. Masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan titik-titik genangan air atau kerusakan infrastruktur melalui kanal-kanal aduan yang telah disediakan oleh pemerintah kota.