Moskow Desak AS Pulihkan Penerbangan Langsung, Upaya Redam Ketegangan Diplomatik
Moskow Desak AS Pulihkan Penerbangan Langsung, Upaya Redam Ketegangan Diplomatik
Kementerian Luar Negeri Rusia secara resmi mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk membuka kembali wilayah udara negaranya bagi pesawat-pesawat Rusia dan memulihkan penerbangan langsung antara kedua negara. Permintaan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan bilateral tingkat tinggi yang berlangsung di Istanbul, Turki, pada Kamis, 7 Maret 2025, dan dikonfirmasi melalui pernyataan resmi kementerian pada Jumat, 8 Maret 2025.
Pertemuan tersebut, yang membahas berbagai isu seputar misi diplomatik kedua negara, menitikberatkan pada upaya mengatasi sejumlah hambatan yang muncul dari pemerintahan AS sebelumnya. Pihak Rusia secara tegas menekankan perlunya langkah-langkah konkret untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pulihnya jalur penerbangan langsung antara Rusia dan AS menjadi salah satu poin utama yang diminta Moskow untuk dipertimbangkan Washington. Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutkan, "Kebutuhan akan hasil yang nyata guna menciptakan kondisi yang lebih baik bagi hubungan bilateral antara kedua negara sangat ditekankan. Secara konkret, pihak Amerika diminta untuk mempertimbangkan kemungkinan pemulihan lalu lintas udara langsung."
Penutupan wilayah udara AS dan negara-negara sekutunya bagi pesawat Rusia telah berlangsung sejak Februari 2022, sebagai respons terhadap invasi skala penuh Rusia ke Ukraina. Langkah ini diikuti oleh penutupan wilayah udara Rusia bagi puluhan negara. Meskipun demikian, sebelum larangan tersebut diberlakukan, sebagian besar maskapai penerbangan Barat telah lebih dulu menghentikan operasional penerbangan mereka yang melintasi wilayah Rusia.
Sementara itu, pernyataan resmi pemerintah AS pasca-pertemuan di Istanbul menyebutkan bahwa pembicaraan berlangsung konstruktif. Namun, pernyataan tersebut tidak secara spesifik menyinggung permintaan Rusia untuk pemulihan penerbangan langsung. Keheningan Washington terkait hal ini menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan respon AS terhadap permintaan Moskow.
Langkah Rusia ini dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk mencairkan kebekuan hubungan diplomatik dengan AS dan sekutu-sekutunya, sekaligus membuka kembali akses transportasi udara yang terputus akibat konflik geopolitik yang sedang berlangsung. Pemulihan penerbangan langsung, jika terwujud, akan berdampak signifikan bagi hubungan ekonomi dan sosial antara kedua negara, termasuk peningkatan konektivitas dan kemudahan bagi warga negara masing-masing.
Namun, mengingat kompleksitas situasi geopolitik saat ini dan posisi AS yang tegas menentang tindakan Rusia di Ukraina, masih belum pasti seberapa besar peluang permintaan Moskow ini akan diterima oleh Washington. Ke depan, perkembangan lebih lanjut mengenai respons AS akan menjadi fokus perhatian dunia internasional dan akan sangat menentukan arah hubungan bilateral Rusia-AS di masa mendatang. Pertemuan di Istanbul bisa jadi menjadi titik awal dari serangkaian negosiasi lebih lanjut untuk menyelesaikan kebuntuan ini.
Permintaan ini juga mencerminkan kebutuhan Rusia untuk meningkatkan aksesibilitas internasional dan meredakan tekanan ekonomi akibat sanksi-sanksi yang diterapkan negara-negara Barat. Penerbangan langsung antara Rusia dan AS akan menjadi simbol penting pemulihan hubungan, meskipun tantangan geopolitik yang mendasari masih terus ada.