Genetika dan Ketahanan Dingin: Rahasia Kemampuan Menyelam Haenyeo Korea Terungkap

Rahasia di Balik Kemampuan Menyelam Para Haenyeo Terkuak

Fenomena Haenyeo, para penyelam wanita asal Korea Selatan yang terkenal dengan kemampuan menyelam bebas tanpa alat bantu, telah lama menarik perhatian dunia. Kemampuan mereka untuk menyelam hingga berjam-jam di kedalaman laut yang dingin, hanya dengan mengandalkan napas, sungguh luar biasa. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Reports akhirnya mengungkap sebagian rahasia di balik ketahanan luar biasa para wanita penyelam ini.

Penelitian yang dipimpin oleh Melissa Ilardo, seorang ahli genetika dari University of Utah, menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam kemampuan menyelam Haenyeo. Studi ini mengungkapkan adanya perbedaan genetik yang signifikan antara wanita Haenyeo dengan wanita Korea Selatan lainnya. Perbedaan genetik ini berkaitan erat dengan regulasi tekanan darah dan respons tubuh terhadap suhu dingin.

Ilardo dan timnya mempelajari populasi penyelam bebas lainnya, termasuk suku Bajau di Indonesia. Namun, mereka menemukan bahwa Haenyeo memiliki kemampuan unik untuk menyelam di perairan dengan suhu jauh lebih rendah. Mereka mampu menahan napas selama beberapa menit di air sedingin 12,8 derajat Celcius, sebuah pencapaian yang luar biasa.

Perbedaan Genetik pada Wanita Jeju

Dalam penelitiannya, Ilardo melibatkan 91 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok: 30 Haenyeo dari Pulau Jeju, 30 wanita non-penyelam dari Jeju, dan 31 wanita dari daratan Korea Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita Jeju memiliki susunan genetik yang berbeda dibandingkan wanita dari daratan.

Perbedaan ini terutama terletak pada protein yang berperan dalam kepekaan terhadap dingin. Protein ini ditemukan dalam otot polos, yang mengontrol gerakan tak sadar dalam sirkulasi darah. Kehadiran protein ini memungkinkan wanita Jeju untuk lebih tahan terhadap rasa sakit akibat dingin. Sekitar sepertiga wanita di Jeju memiliki jenis protein ini.

Simulasi Menyelam Membuktikan Teori

Untuk menguji teori mereka, para peneliti melakukan simulasi menyelam. Para peserta diminta menahan napas sambil membenamkan wajah mereka ke dalam semangkuk air. Simulasi ini memicu refleks menyelam dalam tubuh, yang menyebabkan penurunan denyut jantung dan penyempitan pembuluh darah untuk menghemat oksigen. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita Jeju menunjukkan respons yang lebih kuat terhadap refleks menyelam ini.

Ilardo menjelaskan bahwa frekuensi varian genetik yang terkait dengan kemampuan menyelam sama di antara semua penduduk Pulau Jeju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang dari Jeju memiliki potensi yang sama untuk menjadi penyelam, baik secara aktif maupun sebagai keturunan penyelam.

Studi ini memberikan wawasan baru tentang adaptasi manusia terhadap lingkungan ekstrem. Kemampuan menyelam Haenyeo adalah contoh luar biasa tentang bagaimana genetika dan lingkungan dapat berinteraksi untuk menghasilkan kemampuan fisik yang luar biasa. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme genetik dan fisiologis yang mendasari kemampuan menyelam Haenyeo.