AS dan China Sepakat Tunda Kenaikan Tarif: Sinyal Positif Redanya Ketegangan Dagang?

AS dan China Tunda Kenaikan Tarif: Analisis Potensi Dampak pada Perdagangan Global

Kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menunda kenaikan tarif impor selama 90 hari memunculkan harapan baru terkait potensi meredanya perang dagang yang telah berlangsung lama. Meski demikian, sejumlah analis menilai bahwa peluang tercapainya perdamaian permanen masih diwarnai ketidakpastian.

Ekonom dari Bank Permata, Josua Pardede, menyampaikan bahwa kesepakatan penurunan tarif resiprokal ini dapat dilihat sebagai langkah awal menuju de-eskalasi ketegangan perdagangan antara kedua negara. Namun, ia menekankan bahwa prospek perdamaian yang lebih komprehensif masih dibayangi oleh dinamika geopolitik dan aliansi strategis masing-masing pihak.

"Kemungkinan untuk damai antara dua negara tersebut bukan hal mustahil. Namun, peluangnya tetap masih terbatas ya. Karena semuanya ini bergantung pada dinamika geopolitik, dan mitra strategis masing-masing pihak," ujar Josua.

Penundaan kenaikan tarif menjadi 10 persen selama 90 hari, menurut Josua, merupakan indikasi bahwa kedua negara tengah berupaya meredakan tensi. Akan tetapi, ia juga mengingatkan bahwa sikap saling curiga masih mewarnai hubungan dagang AS dan China. Hal ini tercermin dari belum adanya perubahan signifikan dalam kebijakan strategis yang diterapkan oleh kedua negara terkait perdagangan global.

Lebih lanjut, Josua menyoroti bahwa Presiden AS Donald Trump tampaknya menyadari bahwa dominasi negaranya di panggung global tidak sekuat beberapa tahun sebelumnya, terutama jika dibandingkan dengan pengaruh China yang semakin meluas. AS juga menghadapi tantangan dalam menarik investasi dan menghidupkan kembali sektor manufaktur dalam negeri.

"Jadi kesepakatan pada pekan lalu itu mengkomunikasikan bahwa Presiden Trump sudah menyadari bahwa kekuatan AS juga sebetulnya tidak sekuat beberapa tahun sebelumnya," ungkap Josua.

Trump menyatakan kepuasannya atas hasil negosiasi dagang dengan China yang berlangsung di Jenewa. Kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif impor yang berlaku sejak 2 April menjadi 10 persen selama 90 hari. Selama periode ini, negosiasi terkait isu-isu struktural akan terus dilakukan.

Kementerian Perdagangan China juga menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah penting menuju penyelesaian perbedaan antara kedua negara. Pihaknya berharap kerja sama yang saling menguntungkan dapat terus dikembangkan demi menciptakan hubungan dagang yang stabil dan berkelanjutan. China juga berharap kesepakatan ini dapat memberikan kepastian dan stabilitas yang lebih besar bagi ekonomi global.