Bank Indonesia Optimistis: Inflasi Akan Melandai dalam Beberapa Bulan Mendatang
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan adanya penurunan tekanan inflasi dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Proyeksi ini didasarkan pada data dan analisis terkini terkait ekspektasi harga dan penjualan ritel.
Bank sentral mencatat adanya penurunan pada Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk bulan Juni dan September 2025. IEH Juni diperkirakan berada di angka 146,4, sementara IEH September di angka 153,1. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yang masing-masing mencatatkan angka 148,3 dan 155,5. Penurunan IEH ini mengindikasikan bahwa pelaku ekonomi memperkirakan adanya perlambatan laju kenaikan harga di masa mendatang.
Selain itu, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) juga menunjukkan tren penurunan. IEP Juni 2025 diperkirakan mencapai 125,5 dan IEP September 2025 di angka 137,1. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing berada di level 147,3 dan 162,8.
BI menjelaskan, penurunan IEP pada bulan Juni dipengaruhi oleh faktor musiman, yaitu periode ujian sekolah. Sementara itu, penurunan IEP pada bulan September dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang cenderung kembali normal setelah periode liburan atau perayaan besar, serta tidak adanya hari libur bersama atau acara khusus yang signifikan.
Kendati demikian, BI memperkirakan bahwa penjualan ritel akan tetap menunjukkan kinerja yang baik pada bulan April 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 diproyeksikan mencapai 231,1. Pertumbuhan ini didukung oleh beberapa kelompok barang, terutama:
- Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan
- Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
- Subkelompok Sandang
Namun, BI juga mencatat adanya potensi penurunan pada beberapa kelompok penjualan lainnya, seperti:
- Peralatan Informasi dan Komunikasi
- Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya
- Makanan, Minuman, dan Tembakau
Secara bulanan, penjualan ritel pada April 2025 diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 6,9% (mtm). Kontraksi ini disebabkan oleh normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Pada bulan Maret 2025, IPR tercatat sebesar 248,3, atau tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan Februari 2025 yang sebesar 2,0% (yoy). Peningkatan IPR pada bulan Maret didorong oleh beberapa kelompok barang, yaitu:
- Makanan, Minuman, dan Tembakau
- Barang Budaya dan Rekreasi
- Subkelompok Sandang
Secara bulanan, penjualan ritel pada Maret 2025 juga tumbuh sebesar 13,6% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,3% (mtm). Peningkatan ini didorong oleh mayoritas kelompok barang, terutama karena adanya peningkatan permintaan masyarakat selama bulan Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta strategi potongan harga yang diterapkan oleh para peritel.