Kuningan Barat: Warga Beradaptasi dengan Banjir Rutin di Tengah Ancaman Kali Mampang
Bagi sebagian warga RW 05 Kelurahan Kuningan Barat, Jakarta Selatan, banjir bukan lagi kejadian luar biasa, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Lokasi yang berdekatan dengan Kali Mampang menjadi faktor utama yang menyebabkan wilayah ini rentan terhadap luapan air, terutama saat musim hujan tiba.
"Kalau lagi musim hujan, ya, di sini memang langganan banjir," ujar Hartini, seorang warga RT 08. Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Erni, warga lainnya, yang menganggap banjir sebagai konsekuensi logis tinggal di dekat sungai.
Menghadapi situasi ini, warga Kuningan Barat telah mengembangkan mekanisme adaptasi. Salah satu langkah antisipasi yang umum dilakukan adalah mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi saat hujan mulai deras. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat banjir yang bisa datang sewaktu-waktu.
"Setiap hujan, kami langsung sigap memindahkan barang-barang ke lantai atas," kata Santijah, warga yang rumahnya berada persis di samping Kali Mampang. "Kalau tidak, ya, rusak seperti meja saya yang kena banjir minggu lalu."
Pada Selasa malam (13/5/2025), banjir kembali melanda Jalan Poncol Gang XI, khususnya RT 08 RW 05. Menurut keterangan warga, banjir terjadi sekitar 30 menit setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Air mulai surut sekitar pukul 00.30 WIB dini hari, namun di beberapa area, seperti RT 06, banjir bertahan lebih lama hingga pukul 03.00 WIB.
Tinggi air bervariasi, mulai dari setinggi lutut hingga paha orang dewasa. Kejadian ini merupakan dampak dari curah hujan tinggi yang melanda Jakarta sejak Selasa hingga Rabu dini hari. Kondisi ini menyebabkan Pos Angke Hulu berstatus Siaga 3 (Waspada) pada pukul 20.00 WIB.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, banjir dan genangan air sempat terjadi di beberapa wilayah lain di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat pada Rabu pagi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Muhammad Yohan, menyebutkan bahwa genangan terjadi di empat RT.