BP3MI Jatim Tegaskan Video Viral TKW Jember dalam Peti Es di Vietnam adalah Hoaks

Video Viral TKW dalam Peti Es di Vietnam Dipastikan Tidak Benar

Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Timur dengan tegas menyatakan bahwa video viral yang mengisahkan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jember yang ditemukan hidup di dalam peti es di Vietnam adalah berita bohong atau hoaks. Klarifikasi ini disampaikan setelah video tersebut menimbulkan keresahan dan kebingungan di masyarakat.

Video yang beredar luas di platform YouTube, khususnya melalui kanal bernama "Berkisah", menceritakan kisah dramatis seorang wanita bernama Sri Wahyuni, yang diklaim sebagai TKW asal Jember. Dalam narasi video tersebut, Sri Wahyuni (27) ditemukan dalam kondisi hidup oleh petugas pelabuhan di Hanoi, Vietnam, setelah terkurung di dalam peti es. Cerita yang sensasional ini dengan cepat menarik perhatian warganet dan memicu berbagai reaksi.

Menanggapi viralnya video tersebut, BP3MI Jatim segera melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Vietnam dan Kamboja, serta Dinas Tenaga Kerja Jember. Hasil dari koordinasi ini menunjukkan bahwa tidak ada kebenaran dalam cerita yang disebarkan oleh akun YouTube "Berkisah".

"Iya, kami pastikan bahwa video tersebut adalah hoaks," ujar Kepala BP3MI Jatim, Gimbar Ombai Helawarnana.

Gimbar menjelaskan bahwa pihaknya telah menghubungi KBRI di Vietnam dan Kamboja untuk memverifikasi informasi mengenai keberadaan Sri Wahyuni. Dari hasil penelusuran, tidak ditemukan adanya laporan atau informasi terkait TKW bernama Sri Wahyuni seperti yang diceritakan dalam video. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja Jember juga tidak menerima laporan dari pihak keluarga mengenai kehilangan anggota keluarga yang bekerja sebagai TKW di luar negeri.

BP3MI Jatim juga menyoroti bahwa kanal YouTube "Berkisah" secara terbuka mengakui bahwa seluruh cerita yang disajikan dalam video tersebut adalah fiksi dan hasil rekaan. Pengakuan ini semakin memperkuat indikasi bahwa video tersebut sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, seperti menarik perhatian atau meningkatkan jumlah penonton.

"Setelah kami telusuri sumber beritanya, kanal YouTube 'Berkisah' menyatakan bahwa semua isi ceritanya adalah fiksi dan rekaan," tegas Gimbar.

BP3MI Jatim menyayangkan adanya beberapa media yang ikut menyebarluaskan video tersebut tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Gimbar mengimbau kepada seluruh media untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak terpercaya. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kegaduhan dan disinformasi di masyarakat.

Kisah fiksi yang disebarkan oleh akun YouTube "Berkisah" menceritakan bahwa Sri Wahyuni bekerja secara ilegal di Phnom Penh, Kamboja, sejak Agustus 2020. Disebutkan bahwa Sri bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di sebuah kawasan elite. Cerita kemudian berlanjut dengan narasi bahwa Sri mendengar percakapan mencurigakan antara majikannya dan seorang pria asing, yang mengarah pada dugaan bahwa Sri akan dikirim ke suatu tempat. Keesokan harinya, Sri diberi makan dan dibuat pingsan, lalu terbangun dalam keadaan terikat di dalam peti es.

Kisah tersebut kemudian ditutup dengan narasi bahwa Sri ditemukan oleh petugas pelabuhan di Hifong, Vietnam, dalam keadaan hidup setelah peti es yang mengurungnya dikirim dari Kamboja menggunakan kontainer. Cerita yang dramatis ini berhasil menarik perhatian lebih dari 402.000 penonton di YouTube, sebelum akhirnya dipastikan sebagai hoaks oleh BP3MI Jatim.

Imbauan untuk Masyarakat dan Media

Kasus video hoaks TKW dalam peti es ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan media. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial, terutama yang bersifat sensasional atau kontroversial. Selalu lakukan verifikasi dan cari informasi dari sumber yang terpercaya sebelum menyebarkan informasi lebih lanjut.

Media juga memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran berita hoaks. Media harus lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta selalu melakukan verifikasi dan konfirmasi dari sumber yang terpercaya. Dengan demikian, media dapat membantu menciptakan iklim informasi yang sehat dan mencegah terjadinya disinformasi di masyarakat.