TB: Lebih dari Sekadar Penyakit Paru-Paru, Kenali Organ Tubuh Lain yang Rentan Terinfeksi
Tuberkulosis (TB), penyakit yang umumnya dikenal menyerang paru-paru, ternyata memiliki cakupan yang lebih luas. Dokter Spesialis Bedah dengan Sub Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular, dr. Saladdin Tjokronegoro, Sp.BTKV, mengungkapkan bahwa TB dapat menginfeksi berbagai organ tubuh, menjadikannya "peniru ulung" karena gejalanya seringkali menyerupai penyakit lain.
"TB ini bisa kemana-mana sebetulnya. Semua organ itu bisa kena TB," ujar dr. Saladdin dalam sebuah diskusi bersama Kemenkes, menekankan bahwa TB tidak terbatas pada paru-paru saja. Kemampuan TB untuk menyerang berbagai organ inilah yang membuat diagnosis menjadi rumit dan seringkali tertunda.
Organ Tubuh yang Rentan Terinfeksi TB
Berikut adalah beberapa organ tubuh selain paru-paru yang dapat diserang oleh TB:
- Kulit: TB dapat menginfeksi kulit dan jaringan di bawahnya (subkutis).
- Otak: Infeksi TB pada otak dapat menyebabkan ensefalitis, atau peradangan pada jaringan otak.
- Mata: TB dapat menyerang bagian dalam mata, yang dikenal sebagai intraocular TB.
- Saluran Napas: Selain paru-paru, TB juga dapat menginfeksi saluran napas lainnya, seperti bronkus (endobronkial TB).
- Saluran Cerna: TB dapat menyebabkan infeksi pada saluran cerna, yang dikenal sebagai TB usus.
- Tulang dan Persendian: TB pada tulang, terutama tulang belakang, dapat menyebabkan kelumpuhan. Kasus ini sering ditemukan pada anak-anak yang tiba-tiba mengalami kelemahan pada tungkai.
- Paru-paru: TB paru tetap menjadi jenis TB yang paling umum, dengan gejala seperti sesak napas atau infeksi paru berulang.
Tantangan Diagnosis TB
Salah satu tantangan utama dalam diagnosis TB adalah gejalanya yang bervariasi dan seringkali tidak spesifik. Dr. Saladdin menekankan perlunya menghilangkan stigma bahwa pasien TB harus kurus, kurang gizi, dan batuk-batuk. Ia menjelaskan bahwa TB sering disalahartikan sebagai masuk angin, dengan gejala seperti demam dan badan tidak enak.
Pemeriksaan untuk Diagnosis TB
Untuk mendiagnosis TB, dr. Saladdin menekankan pentingnya pemeriksaan yang tepat sesuai organ yang terkena. Rontgen dapat membantu mengarahkan diagnosis, tetapi biopsi jaringan adalah cara terbaik untuk memastikan diagnosis, terutama untuk TB di luar paru-paru. Untuk TB paru, standar pemeriksaannya adalah melalui Rontgen dan tes molekuler.
Pengobatan TB
Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama, terutama untuk TB di luar paru-paru, yang bisa mencapai 2 tahun. Dr. Saladdin menekankan pentingnya pasien untuk menyelesaikan pengobatan, meskipun mereka merasa sudah sembuh, karena pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan resistensi obat. Standar pengobatan TB paru adalah 6-9 bulan, sedangkan untuk TB di luar paru bisa 12-24 bulan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai organ yang dapat terinfeksi TB dan pentingnya diagnosis serta pengobatan yang tepat, diharapkan penanganan TB dapat lebih efektif dan menyeluruh.