Prabowo Subianto Dorong Negara-Negara OKI Berantas Kemiskinan untuk Raih Kekuatan Global

Dalam forum Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato penting yang menyoroti perlunya negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengatasi kemiskinan. Acara tersebut berlangsung di gedung DPR, Jakarta.

Prabowo mengingatkan bahwa negara-negara Muslim di masa lalu pernah menjadi pusat peradaban dunia, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut, ia menekankan pentingnya penguasaan kembali ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Kita harus kembali meraih science dan teknologi supaya bisa angkat kesejahteraan rakyat kita," ujarnya.

Menurut Prabowo, kekuatan suatu negara berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan rakyatnya. Ia menegaskan bahwa tidak ada negara miskin yang mampu memiliki kekuatan besar di dunia. Oleh karena itu, perjuangan untuk mengangkat derajat rakyat dan mengeluarkan mereka dari kemiskinan menjadi prioritas utama.

"Tak mungkin kita kuat kalau rakyat miskin, tidak ada negara miskin yang kuat. Untuk itu kita harus keluar dari kemiskinan, kita harus berjuang untuk mengangkat rakyat masing-masing dari kemiskinan," tegasnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang baik. Ia berpendapat bahwa hanya dengan pemerintahan yang bersih, negara-negara Islam dapat mencapai kemakmuran yang berkelanjutan.

Selain tantangan global seperti isu Palestina, Prabowo juga menyoroti tantangan internal yang dihadapi oleh Indonesia dan negara-negara anggota OKI lainnya. Tantangan-tantangan tersebut meliputi kemiskinan, kelaparan, korupsi, ketimpangan pendidikan, dan ketidakmampuan mengelola serta menjaga sumber daya alam.

"Tantangan kita bukan hanya Palestina, ada tantangan di mana-mana. Tantangan ini merupakan sumber kelemahan yaitu kemiskinan, kelaparan, korupsi ketimpangan pendidikan dan ketidakmampuan mengelola dan menjaga sumber daya kita masing-masing," sebut Prabowo.

Prabowo menekankan bahwa tata kelola yang baik, lembaga yang kuat, pemimpin yang jujur, dan pejabat yang mengabdi kepada rakyat adalah prasyarat mutlak bagi negara untuk memiliki daya tahan dan daya saing.

Indonesia sendiri, lanjut Prabowo, telah memiliki agenda besar untuk melakukan reformasi birokrasi, politik, pembangunan sumber daya manusia, swasembada pangan dan energi, serta penguasaan ilmu pengetahuan. Ia berharap gerakan serupa dapat diikuti oleh negara-negara Islam lainnya.

"Kami percaya solusi masalah dunia dimulai dari bangsa kita sendiri. Apakah bangsa kita berhasil atasi masalah internalnya sendiri? Kalau kita tak bisa urus bangsa kita sendiri bagaimana kita bantu umat yang kesusahan," pungkas Prabowo.

Berikut poin penting yang disampaikan Prabowo:

  • Negara-negara Muslim harus berjuang untuk keluar dari kemiskinan.
  • Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  • Pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang baik sangat penting untuk mencapai kemakmuran.
  • Tantangan internal seperti kemiskinan, korupsi, dan ketimpangan pendidikan harus diatasi.
  • Indonesia telah memiliki agenda reformasi yang dapat diikuti oleh negara-negara Islam lainnya.