Aparat Bertindak Tegas, Pungli Berkedok Ormas di Pasar Kramat Jati Dibasmi
Aparat kepolisian bergerak cepat menindaklanjuti keluhan para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, terkait maraknya praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas). Tindakan tegas ini diambil setelah viralnya video amatir yang memperlihatkan aksi intimidasi yang dilakukan oleh anggota ormas terhadap kepala keamanan pasar.
Praktik pungli ini telah lama meresahkan para pedagang, baik pedagang resmi yang memiliki los di dalam pasar maupun pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar pintu masuk. Para pedagang diwajibkan membayar sejumlah uang dengan berbagai alasan, mulai dari biaya sewa hingga "keamanan". Bahkan, beberapa PKL mengaku harus menyetor hingga jutaan rupiah setiap bulannya agar tidak diganggu atau diusir dari lokasi berjualan mereka.
Salah seorang pedagang bernama Riki mengungkapkan bahwa pedagang resmi yang telah membayar retribusi ke Perumda Pasar Jaya merasa dirugikan dengan keberadaan PKL yang dilindungi oleh ormas. Riki berharap revitalisasi dan penataan pasar dapat segera dilanjutkan agar pasar menjadi lebih rapi dan menarik lebih banyak pembeli.
Sementara itu, para PKL juga merasa menjadi korban pemerasan oleh oknum ormas. Karsidi, seorang PKL, mengaku harus membayar jutaan rupiah setiap bulan agar lapaknya tidak digusur. Selain itu, ia juga diwajibkan membayar uang harian. Jika tidak membayar, ia tidak diperbolehkan berjualan.
Keberanian oknum ormas ini bahkan sampai mengintimidasi kepala keamanan Pasar Induk Kramat Jati, yang merupakan seorang purnawirawan Polri berpangkat iptu. Aksi intimidasi ini terekam dalam video amatir dan menjadi viral di media sosial, memicu kemarahan publik dan mendorong aparat kepolisian untuk bertindak.
Menanggapi laporan dan viralnya video tersebut, polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku intimidasi yang diketahui bernama PP. Penangkapan dilakukan di sebuah kontrakan di Jalan Kramat Barat, Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa F Marasabessy menjelaskan kronologi kejadian. Menurutnya, PP tiba-tiba melakukan intimidasi terhadap kepala keamanan pasar yang sedang bertugas di pos pantau. PP mendorong korban dan menanyakan alasan pelarangan pedagang berjualan.
Setelah melakukan penangkapan, personel gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP melakukan penertiban di Pasar Induk Kramat Jati. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah membongkar posko-posko ormas yang berada di lokasi. Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir keberadaan posko ormas dengan simbol-simbol ormas di jalanan dan akan menertibkan atau membongkar paksa.
Kapolsek Kramat Jati Kompol Rusit Malaka menambahkan bahwa selain membongkar posko, petugas gabungan juga melakukan penyisiran untuk mencari preman berkedok ormas yang diduga masih berada di dalam area pasar. Namun, pada saat penyisiran tersebut, tidak ditemukan adanya preman di lokasi.