Dari Es Boba Hingga Busana Olahraga: Transformasi Bisnis Anggita Pratama di Bali
Di sebuah rumah produksi sederhana di Tabanan, Bali, suara mesin jahit beradu dengan hiruk pikuk persiapan pengiriman. Kardus-kardus berisi pakaian olahraga tertata rapi, saksi bisu perjalanan bisnis Gede Putu Anggita Pratama, seorang pemuda berusia 30 tahun yang memulai usahanya pada tahun 2015.
Di antara tumpukan itu, terlihat matras yoga, pelengkap dari produk sport wear Autentic Unique Manifest (AUM), sebuah merek yang identik dengan gaya hidup sehat dan aktivitas yoga. Anggita, bersama istrinya Ni Made Dwi Agam Armini (29), membangun AUM dari nol, berawal dari kegemarannya pada yoga dan keinginan untuk menciptakan pakaian olahraga yang nyaman dan stylish.
Kisah Perjalanan
Anggita menceritakan bagaimana yoga membantunya keluar dari sifat introvert dan mengatasi stres. Dari sana, ide bisnis pun muncul. Ia dan istri sepakat memberi nama usaha mereka AUM, sebuah simbol yang memiliki makna mendalam.
"Dulu saya introvert, stres. Lalu saat kuliah sempat ikut yoga. Saya mulai dapat kepercayaan dan akhirnya tercetus ide membangun bisnis," ungkapnya.
Setiap hari, AUM mampu memproduksi hingga seratus potong pakaian. Anggita dan istrinya secara rutin memperbarui desain motif setiap tiga bulan, namun tetap mempertahankan motif-motif lama yang masih digemari pelanggan. Motif terbaru mereka adalah motif lotus yang feminin dan motif batik vintage yang mengangkat kekayaan budaya Indonesia.
Anggita menjelaskan bahwa setiap desain memiliki tema yang personal. Mereka juga memproduksi motif summer yang khas Bali. AUM menerima pesanan dan menjamin pengiriman cepat.
Ekspansi Bisnis dan Pemberdayaan Masyarakat
Omset bulanan AUM mencapai ratusan juta rupiah, terutama dari penjualan online. Anggita mengakui bahwa ia sangat terbantu oleh platform seperti Shopee Indonesia. Perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Awalnya, ia tidak memiliki pengetahuan tentang tekstil dan desain.
"Bisnis itu tidak bisa hanya coba-coba. Tapi juga dites. Nah saya pernah jualan es boba dan lain-lainnya. Tapi ternyata setelah dites, inilah yang pas untuk saya," ujarnya.
Produk AUM awalnya dipasarkan ke komunitas yoga, namun kini telah menjangkau pasar mancanegara. Selain penjualan online, Anggita juga menjual produknya di Ubud, Gianyar. Harga produk AUM berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000.
Anggita menekankan bahwa pertumbuhan bisnisnya berjalan organik, selangkah demi selangkah. Ia tidak ingin langsung viral. Di rumah produksinya, ia mempekerjakan delapan orang, termasuk empat penjahit. Anggita berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat setempat, sementara tim lainnya bekerja secara remote di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ia percaya bahwa dengan memberdayakan masyarakat, bisnisnya akan semakin berkelanjutan.
Tantangan dan Inovasi
Anggita mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar dalam bisnis sport wear adalah persaingan yang ketat. Oleh karena itu, AUM terus berinovasi dalam desain dan kualitas produk. Mereka juga fokus pada pemasaran online dan membangun brand awareness melalui media sosial.
Selain itu, AUM juga berusaha untuk menjadi bisnis yang ramah lingkungan. Mereka menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan dan mengurangi limbah produksi. Anggita berharap bahwa AUM dapat menjadi inspirasi bagi pengusaha muda lainnya untuk berani memulai bisnis dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Dengan semangat pantang menyerah dan inovasi yang berkelanjutan, Anggita terus mengembangkan AUM menjadi merek sport wear yang dikenal dan dicintai, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara.