Perbedaan Pandangan: Trump Abaikan Permohonan Netanyahu Terkait Sanksi Suriah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan mengabaikan permintaan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mempertahankan sanksi terhadap Suriah. Informasi ini mencuat dari laporan sejumlah media lokal Israel. Keputusan Trump ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara tersebut.
Menurut laporan yang beredar, Netanyahu menyampaikan permohonan tersebut kepada Trump saat berkunjung ke Washington bulan lalu. Kekhawatiran utama Netanyahu adalah potensi serangan lintas perbatasan dari wilayah Suriah. Israel diketahui memperluas pendudukan di Dataran Tinggi Golan setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu. Langkah ini mencakup perebutan zona penyangga demiliterisasi, yang dianggap sebagai pelanggaran perjanjian tahun 1974 antara kedua negara.
Namun, Trump mengambil langkah yang berlawanan. Dalam pengumuman yang mengejutkan di Forum Investasi Saudi-AS 2025 di Riyadh, ia menyatakan akan mencabut sanksi-sanksi yang selama ini dianggap keras dan melumpuhkan Suriah. Trump berpendapat bahwa pencabutan sanksi ini akan memberikan kesempatan bagi Suriah untuk membangun kembali negaranya.
Lebih lanjut, Trump mengungkapkan bahwa Amerika Serikat sedang menjajaki normalisasi hubungan dengan pemerintah Suriah yang baru. Hal ini dimulai dengan pertemuan antara Trump dan Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, di Riyadh, yang juga dihadiri oleh Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan secara virtual.
Keputusan Trump ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam pendekatan kebijakan luar negeri antara Amerika Serikat dan Israel terhadap Suriah. Belum ada komentar resmi dari kantor Netanyahu terkait laporan ini. Pergeseran kebijakan ini menjadi sorotan utama, terutama mengingat ketegangan yang masih berlangsung di wilayah tersebut dan implikasinya terhadap stabilitas regional.
Rentetan sanksi telah dijatuhkan AS kepada Suriah selama pemerintahan Bashar al-Assad, dan terus berlanjut setelah penggulingannya dari kekuasaan pada Desember lalu setelah perang selama 13 tahun di negara itu.
Berikut poin penting yang disampaikan Trump saat menghadiri Forum Investasi Saudi-AS 2025 di Riyadh:
- Pencabutan sanksi AS yang "brutal dan melumpuhkan" terhadap Suriah.
- Memberikan Suriah "kesempatan menjadi hebat".
- Menjajaki normalisasi hubungan dengan pemerintah baru Suriah.
- Pertemuan dengan Presiden Ahmed al-Sharaa.
Saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Netanyahu mengenai laporan tersebut.
Keputusan Trump ini sekaligus menandai perubahan besar dalam kebijakan AS. Hal ini juga menjadi contoh terbaru dari Trump yang menantang kebijakan Israel terhadap negara Arab tersebut.