Postecoglou Meradang: Bantah Label Badut Jelang Final Liga Europa
Tottenham Hotspur bersiap menghadapi Manchester United dalam final Liga Europa yang krusial. Di tengah tekanan yang meningkat, pelatih Ange Postecoglou secara terbuka membela diri terhadap narasi media yang mempertanyakan reputasinya.
Menjelang pertandingan puncak yang akan digelar di Stadion San Mamés, Bilbao, Postecoglou menyampaikan tanggapannya dengan emosional terhadap laporan yang beredar. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa masa depannya di klub berada di ujung tanduk dan bisa dianggap sebagai "pahlawan atau badut" tergantung pada hasil final.
Postecoglou menyatakan ketidaksetujuannya yang mendalam terhadap penggambaran seperti itu. Dengan nada bicara yang kuat, ia menekankan dedikasi dan kerja kerasnya selama 26 tahun dalam dunia sepak bola. Ia merasa terhina dengan anggapan bahwa satu pertandingan dapat mendefinisikan seluruh kariernya.
"Saya bukan badut, dan tidak akan pernah menjadi badut," tegas Postecoglou. "Saya merasa sangat kecewa ketika orang menggunakan istilah itu untuk menggambarkan seseorang yang telah bekerja keras selama 26 tahun untuk mencapai posisi ini."
Pelatih asal Australia itu kemudian berbicara tentang perjalanan pribadinya, dari seorang anak imigran di Australia hingga memimpin Tottenham di final kompetisi Eropa. Ia menggambarkan bagaimana latar belakang dan nilai-nilai yang ditanamkan kepadanya telah membentuk dirinya menjadi sosok yang berani dan tidak pernah menyerah.
"Orang tua saya berkorban segalanya untuk kami," ujarnya. "Saya dibesarkan di Australia, di mana sepak bola bukanlah olahraga nomor satu, tetapi kami memiliki semangat untuk melawan siapa pun, tidak peduli seberapa besar atau kuat mereka."
Ia menekankan bahwa mencapai final Eropa adalah sumber kebanggaan yang luar biasa, terlepas dari tekanan dan ekspektasi yang ada.
Final Liga Europa menjadi sangat penting bagi Tottenham. Kemenangan akan mengakhiri penantian 17 tahun untuk meraih trofi Eropa, sementara kekalahan akan memperpanjang musim yang mengecewakan. Performa buruk di Premier League, yang membuat mereka terpuruk di posisi ke-17 dengan rekor kekalahan yang mengkhawatirkan, semakin menambah tekanan pada tim dan pelatih.
Dengan demikian, pertandingan melawan Manchester United bukan hanya sekadar final, tetapi juga ujian bagi karakter dan mentalitas Tottenham Hotspur dan Ange Postecoglou. Pertandingan ini akan menjadi penentu apakah Postecoglou akan dianggap sebagai pahlawan atau badut.