Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Siswa SMP di Bangkalan, Beberapa Saksi Diperiksa

Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa seorang siswa SMP swasta berinisial AS (15) di Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, terus menjadi perhatian pihak kepolisian. Sebagai tindak lanjut, aparat kepolisian telah memanggil dan memeriksa enam orang saksi guna mengungkap tabir peristiwa yang melibatkan kekerasan terhadap anak di bawah umur ini.

Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, menegaskan komitmennya dalam menangani kasus ini secara serius. Status kasus telah ditingkatkan ke tahap penyidikan, menandakan adanya indikasi kuat tindak pidana. "Kami telah meningkatkan status kasus ini ke penyidikan. Hingga saat ini, enam saksi telah dimintai keterangan," ujar AKBP Hendro Sukmono.

Berdasarkan hasil visum yang dilakukan terhadap korban, ditemukan sejumlah luka memar pada bagian selaput mata kiri dan kanan, leher, serta pelipis mata kanan. Kuat dugaan, luka-luka tersebut disebabkan oleh benturan benda tumpul. Pihak kepolisian juga menduga bahwa pelaku penganiayaan tidak hanya seorang, mengingat dalam rekaman video yang beredar, terlihat keterlibatan beberapa orang dalam aksi kekerasan tersebut.

"Untuk sementara, kami menduga bahwa pelaku tidak hanya satu orang," imbuhnya.

Lebih lanjut, penyidik masih mendalami hubungan antara sejumlah orang yang terekam dalam video dengan pelaku utama. Keberadaan orang dewasa yang terkesan membiarkan aksi pemukulan terjadi menjadi fokus penyelidikan. Motif penganiayaan ini diduga bermula dari insiden razia rambut panjang di sekolah korban. Pelaku berinisial IS (15), yang merupakan teman sekelas korban, diduga lolos dari razia tersebut. Korban kemudian berinisiatif memotong rambut pelaku.

"Keesokan harinya, pelaku bersama kerabat atau keluarganya menghadang korban dan melakukan penganiayaan. Inilah yang sedang kami dalami saat ini," jelas Kapolres.

Menurut laporan yang diterima pihak kepolisian, terduga pelaku penganiayaan meliputi ayah, ibu, kakak, dan beberapa kerabat pelaku. Mereka diduga bersama-sama mendatangi korban dan melakukan pengeroyokan di depan gerbang sekolah. Pihak kepolisian terus melakukan pendalaman dan pengumpulan bukti untuk mengungkap secara jelas peran masing-masing individu yang terlibat dalam kasus ini, serta memastikan proses hukum berjalan dengan adil dan transparan.