Vandalisme Meningkat, Pemilik Mobil Tesla Sembunyikan Identitas Kendaraan
Vandalisme Meningkat, Pemilik Mobil Tesla Sembunyikan Identitas Kendaraan
Sebuah fenomena unik tengah terjadi di Amerika Serikat. Pemilik mobil Tesla ramai-ramai mengganti lencana merek mobil mereka dengan logo merek lain, seperti Toyota, Honda, Mazda, dan Audi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari aksi vandalisme yang meningkat tajam pasca-pengangkatan Elon Musk sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kenaikan aksi vandalisme ini dipicu oleh serangkaian kontroversi yang melibatkan Musk. Pernyataan kontroversial Musk menjelang Hari Peringatan Holocaust, dukungan terbuka terhadap partai politik sayap kanan Jerman, dan gestur tangannya yang ditafsirkan sebagai salam Nazi saat pelantikan Trump, telah memicu gelombang protes dan kemarahan publik. Akibatnya, mobil Tesla menjadi sasaran empuk aksi vandalisme, mulai dari coretan hingga pelemparan bom molotov dan pembakaran stasiun pengisian daya.
Berbagai bentuk vandalisme tersebut dilaporkan terjadi di sejumlah lokasi, mulai dari dealer Tesla hingga tempat pengisian daya. Laporan dari New York Post menyebutkan bahwa pemilik Tesla berupaya menyamarkan kendaraan mereka untuk menghindari sasaran kemarahan publik. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan berbagai model Tesla, termasuk Cybertruck, Model S, dan Model 3, yang telah dimodifikasi dengan lencana merek lain.
- Contoh modifikasi yang ditemukan:
- Cybertruck dengan lencana Toyota Hilux.
- Tesla Model S dengan lencana Mazda.
- Tesla Model 3 dengan lencana Honda.
- Tesla Model 3 dengan lencana Audi.
Tidak hanya vandalisme fisik, dampak kontroversi Musk juga dirasakan dalam bentuk penurunan nilai jual kembali mobil Tesla. Salah satu penjual stiker anti-Musk, Hiller, melaporkan lonjakan penjualan stiker bertuliskan "Elon Killed My Resale Value", mencapai 400-500 stiker per hari. Hal ini menunjukkan besarnya keresahan di kalangan pemilik Tesla yang merasa terjebak dengan investasi mobil mereka yang nilainya merosot drastis.
Menanggapi maraknya aksi vandalisme, Musk melalui akun Twitter-nya menyatakan bahwa merusak properti orang lain bukanlah kebebasan berbicara. Namun, pernyataan ini belum mampu meredam gelombang protes dan keresahan yang terjadi. Situasi ini menggambarkan dampak signifikan dari kontroversi politik terhadap sektor otomotif, khususnya bagi merek Tesla yang identik dengan sosok Elon Musk.
Situasi ini juga menyoroti dilema yang dihadapi para pemilik mobil Tesla. Di satu sisi, mereka terikat dengan kendaraan yang mereka miliki. Di sisi lain, mereka harus menghadapi risiko kerusakan dan penurunan nilai jual akibat kontroversi yang melibatkan CEO perusahaan tersebut. Ke depan, masih harus dilihat bagaimana situasi ini akan berkembang dan bagaimana dampaknya terhadap citra merek Tesla serta industri otomotif secara keseluruhan.