Sekolah Rakyat: Inisiatif Pemerintah untuk Pendidikan Berkualitas Bagi Anak-Anak dari Keluarga Prasejahtera

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui pendirian Sekolah Rakyat. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat dirancang untuk memberikan pendidikan setara dengan sekolah unggulan, khususnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin dan sangat miskin.

Dalam audiensi dengan berbagai pihak termasuk perwakilan Dinas Sosial DKI Jakarta, tenaga medis, tokoh agama, akademisi, organisasi profesi, dan komunitas disabilitas, Saifullah Yusuf menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar alternatif, melainkan sekolah unggulan yang ditujukan untuk menjangkau mereka yang selama ini terpinggirkan. Inisiatif ini merupakan wujud kehadiran negara dan keberpihakan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Kurikulum Berbasis Potensi

Salah satu keunggulan Sekolah Rakyat terletak pada kurikulumnya yang disesuaikan dengan potensi dan bakat individu siswa. Pendekatan talent mapping digunakan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan unik setiap anak. Hal ini kontras dengan sistem kurikulum konvensional yang cenderung kaku dan seragam. Dengan pendekatan ini, diharapkan setiap siswa dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.

Kesehatan dan Kesejahteraan Siswa

Kesehatan dan kesejahteraan siswa menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Sebelum diterima, calon siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan, dan jika ditemukan masalah kesehatan seperti TBC, mereka akan mendapatkan pengobatan hingga sembuh. Negara menanggung seluruh biaya pengobatan dan pendidikan, memastikan bahwa anak-anak dapat belajar dan tinggal di lingkungan yang layak, nyaman, bersih, dan sehat.

Ekspansi Bertahap di Seluruh Indonesia

Pemerintah berencana membangun Sekolah Rakyat secara bertahap di berbagai wilayah di Indonesia. Tahap awal akan dimulai pada Juli 2025 dengan membuka 63 titik lokasi yang tersebar di berbagai pulau. Sebanyak 34 titik di Pulau Jawa, 13 titik di Sumatera, 8 titik di Sulawesi, 3 titik di Bali dan Nusa Tenggara, 2 titik di Kalimantan, 2 titik di Maluku, dan 1 titik di Papua. Targetnya adalah mendirikan Sekolah Rakyat di setiap kabupaten/kota, dengan total 240 titik.

Model Pembelajaran Fleksibel

Sekolah Rakyat mengadopsi model pembelajaran yang fleksibel, yang disebut 'multi entry-multi exit'. Siswa dapat menyelesaikan satu modul, kemudian bekerja sebelum melanjutkan pendidikan mereka. Sistem ini memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan dan kondisi mereka. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga siap menghadapi tantangan hidup dan berkontribusi pada masyarakat.

Pemberdayaan Keluarga

Pemerintah juga menyadari pentingnya pemberdayaan keluarga dalam mendukung keberhasilan siswa Sekolah Rakyat. Orang tua siswa akan difasilitasi dengan program-program pemberdayaan ekonomi dan sosial, sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada anak-anak mereka.

Dengan inisiatif Sekolah Rakyat, pemerintah berupaya mewujudkan keadilan sosial dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak Indonesia untuk meraih pendidikan berkualitas dan mencapai potensi maksimal mereka. Program ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, kompeten, dan berdaya saing.