DPRD DKI Jakarta Soroti Efektivitas Program Keagamaan dalam Penanganan Tawuran, Mendesak Pemprov Perluas Lapangan Kerja
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyoroti efektivitas program 'Manggarai Bershalawat' yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menanggulangi aksi tawuran. Program tersebut, yang diinisiasi oleh Gubernur Pramono Anung, bertujuan untuk meredam konflik sosial di kawasan Manggarai melalui pendekatan keagamaan.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdul Azis, menyampaikan apresiasi terhadap upaya Pemprov DKI Jakarta melibatkan tokoh agama dalam menyelesaikan masalah tawuran. Namun, ia menekankan bahwa pendekatan religius saja dinilai kurang komprehensif. Menurutnya, akar masalah tawuran terletak pada tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan pemuda. Ia berpendapat, penyediaan lapangan kerja yang memadai akan secara signifikan mengurangi potensi terjadinya tawuran.
"Kami mengapresiasi usaha Gubernur untuk menanggulangi masalah sosial tawuran dengan melibatkan tokoh-tokoh agama dan Pendekatan religius," ujar Azis. "Namun, perlu diketahui lebih dalam akar permasalahannya. Salah satunya adalah karena mereka menganggur, ciptakan lapangan kerja maka pengangguran akan lenyap dan tawuran akan otomatis hilang."
Azis menekankan pentingnya Pemprov DKI Jakarta untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja sebagai solusi jangka panjang. Ia meyakini bahwa dengan memberikan kesempatan kerja kepada para pemuda, mereka akan memiliki kegiatan positif dan terhindar dari perilaku yang merugikan.
Gubernur Pramono Anung sebelumnya menyatakan rencananya untuk merealisasikan program 'Manggarai Bershalawat' dalam waktu dekat. Ia juga mengungkapkan niatnya untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan ruang publik bagi masyarakat untuk beraktivitas. Pramono berpendapat bahwa kombinasi pendekatan keagamaan dan solusi ekonomi akan menjadi strategi yang efektif dalam mengatasi masalah tawuran di Jakarta.
"Sebenarnya saya tidak mendikotomikan persoalan orang berantem harus bershalawat, nggak. Pendekatan lain akan kami lakukan, termasuk membuka ruang untuk orang berolahraga sebanyak mungkin, membuka lapangan pekerjaan," kata Pramono.
Pramono meyakini bahwa penyediaan fasilitas olahraga, ruang terbuka hijau, dan kesempatan kerja akan mengalihkan energi negatif para pemuda ke arah yang lebih positif. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi generasi muda.